Selasa 19 Jul 2016 08:34 WIB

Mengenal Ibn Miskawayh, Bidan Islam Humanis

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

Oleh Ferry Kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, Abad ke-sepuluh Masehi menjadi periode gemilang dalam perkembangan peradaban Islam. Pada masa itu, para intelektual Muslim telah sampai pada puncak kematangan pemikiran dan berbagai ide. Bahkan beragam ide yang berasal dari tradisi intelektual di luar Islam, khususnya filsafat Yunani.

Apalagi kala itu, pada saat Dinasti Abasid berkuasa, gencar melakukan translasi atau penerjemahaan karya-karya dari berbagai bidang ilmu ke dalam bahasa Arab. Tak ayal jika banyak Dar al-Ilm (semacam perpustakaan umum) didirikan. Bukan hanya di pusat pemerintahan, Baghdad, tetapi juga di Kairo, Kordoba, dan di belahan dunia Islam lainnya.

Tak hanya perpustakaan umum yang tumbuh bak cendawan di musim hujan, perpustakaan pribadi juga banyak bermunculan. Mudahnya akses ke berbagai pengetahuan ini tak heran membuat banyak kalangan yang membuat majelis kajian untuk berdiskusi mengenai hal ihwal agama, filsafat maupun bidang lainnya.

Pada masa seperti inilah kemudian muncul seorang intelektual Muslim terkemuka dalam bidang etika, bernama Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Yaqub Miskawayh atau lebih dikenal Ibn Miskawayh. Ia lahir pada 940 M di Rayy, sebuah kota yang berada di Iran. Hingga beranjak dewasa, ia habiskan waktunya di tanah kelahirannya.

Kemudian Ibn Miskawayh meninggalkan kota kelahirannya menuju Baghdad, Irak. Ia bekerja sebagai pustakawan di perpustakaan umum pada masa pemerintah dinasti Abasid. Ia bekerja di sana hingga beberapa kali pergantian kekuasaan terjadi. Perpustakaan bagi dirinya merupakan sekolah yang membuatnya mampu berinteraksi dengan berbagai ilmu pengetahuan.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement