Sabtu 26 Dec 2015 21:21 WIB

KH Mawardi Labay El Sulthani, Sang Pendidik dari Tanah Minang

Rep: irwan kelana/ Red: Damanhuri Zuhri
KH. Mawardi Labay
Foto:
Afrizal Sinaro (kanan) berbincang dengan Mendikbud Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang lebih 30 tahun, Afrizal Sinaro mendampingi KH Mawardi Labay dalam berdakwah. Sosok Mawardi bukan sekadar paman, tetapi juga orang tua, guru, sekaligus sahabat.

Bagaimana tidak? kiai Mawardi banyak berjasa baginya sebagai seorang perantau. Lulus dari MTs di Bukittinggi pada 1981, Afrizal diminta merantau ke Jakarta, hingga berkuliah di IKIP Muhammadiyah Jakarta. “Ia adalah motivator saya,” ungkap ketua Ikapi DKI Jakarta ini penuh syukur. 

Masih terngiang di benak Afrizal, pesan-pesan kebajikan yang dipatrikan sang paman dalam hidupnya. “Evi… dalam hidup ini tanam sajalah kebaikan, nanti kamu akan memetiknya,” katanya, menirukan kata-kata bijak pamannya itu.

Almarhum juga berpesan kepada dirinya untuk mengelola Penerbit Al Mawardi. “Cukup tiga, yaitu RKS (rawat, kembangkan, selamatkan),” tuturnya.             

Sang Pendidik dari Tanah Minang itu wafat di Jakarta, 14 September 2003 di usia 67 tahun. Almarhum membaktikan 27 tahun dari usianya untuk berdakwah menegakkan agama Allah SWT.

Ajal boleh saja menjemputnya, tetapi amalnya akan tetap mengalir lewat karya tulis dan lembaga pendidikan yang ia dirikan. Semoga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement