Sabtu 26 Dec 2015 21:21 WIB

KH Mawardi Labay El Sulthani, Sang Pendidik dari Tanah Minang

Rep: irwan kelana/ Red: Damanhuri Zuhri
KH. Mawardi Labay
Foto:
KH Mawardi Labay (kanan) bersama Buya Hamka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Afrizal Sinaro menuturkan, pendirian Lembaga Pendidikan Al Azhar Kebayoran Baru oleh Sang Kiai bersama-sama dengan Buya Hamka bertujuan menanamkan tauhid dan kecintaan anak didik kepada Allah SWT.

Dalam perkembangannya, lembaga pendidikan tersebut kemudian menjadi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Azhar yang menyelenggarakan pendidikan di berbagai jenjang dari TK, SD, SMP, dan SMA, serta telah berkembang pesat hingga ke berbagai kota di Indonesia.

Pada 1980, Mawardi Labay merintis pendirian Yayasan Pendidikan Harapan Ibu bersama H Adam Malik. Lembaga yang berpusat di Pondok Pinang ini berkembang pesat hingga sekarang.

Bahkan Yayasana Pendidikan Harapan Ibu bisa menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai jenjangnya. “Sekolah tersebut menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam terbesar di Pondok Pinang,” tutur Afrizal.

Kepeduliannya terhadap pendidikan tak terhenti di situ. Pada 1993, Mawardi merintis berdirinya Perguruan Al Iman di Bojong Gede di Citayem, Bogor, Jawa Barat, yang menyelenggarakan pendidikan TK, SD, SMP Islam Al Iman. Lembaga ini pun terus berkembang seiring perjalanannya. 

 

Putra dari pasangan Buyung Labay Sutan dan Raiyah ini memperoleh bekal agama dari Sekolah Muallimin Padang Panjang, Sumatra Barat. Selanjutnya ia lebih banyak berguru kepada ulama-ulama, seperti Buya Malik Ahmad, Buya Duski Samad, Buya Nurdin Hakami, dan Buya Hamka.

Mawardi terjun berdakwah saat berusia 40 tahun. Sebelum mengabdikan diri ke dakwah, ia adalah sosok saudagar yang ulet. Pernah menjadi pedagang kaki lima di Bandung hingga akhirnya berdagang ikan asin sampai tekstil di kawasan Roxy, Jakarta Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement