Selasa 10 Nov 2015 06:36 WIB

Asy-Syifa binti Abdullah: Guru Perempuan Pertama (2-habis)

Rep: Sri Handayani/ Red: Damanhuri Zuhri
Seorang guru sedang mengajarkan membaca huruf arab
Foto: Republika/Darmawan
Seorang guru sedang mengajarkan membaca huruf arab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asy-Syifa meruqyah dengan menggunakan namilah, yaitu sejenis potongan kulit. Rasulullah SAW bersabda, “Meruqyahlah kamu dengan itu dan ajarkanlah kepada Hafshah. Dengan nama Allah, singkirkanlah siksaan, wahai Tuhan manusia. Dan, meruqyahlah dengan menggunakan kayu kunyit dan oleskan pada semut.

Setelah mendapat izin dari Rasulullah SAW, asy-Syifa kembali meruqyah orang-orang dari kalangan kaum Muslimin, baik laki-laki maupun perempuan. Dia juga mengajarkan cara meruqyah kepada Ummul Mukminin Hafshah. Ia juga mengajarkan baca tulis kepada para Muslimah di masa itu.

Ibnu Hajar dalam kitabnya, al-Ishabah, asy-Syifa termasuk cendekia dari kalangan wanita. Rasulullah SAW sangat menghormatinya. Beliau SAW disebut memfasilitasinya dengan menyediakan rumah di Madinah sebagai tempat tinggal. Ia tinggal di tempat itu bersama putranya, Sulaiman bin Abu Khatsmah. 

Rasulullah SAW dan para istrinya kerap datang ke rumah asy-Syifa. Karena rasa cintanya kepada Sang Rasul, ia pun menyediakan tempat tidur bagi Beliau. Ia juga dicintai para istri Nabi Muhammad SAW.

Asy-Syifa binti Abdullah meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW dan dari Umar bin Khattab RA. Anak cucunya juga meriwayatkan hadis darinya, seperti Sulaiman bin Abi Khutsmah dan cucu-cucu lainnya. Haditsnya diriwayatkan pula oleh Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i.

Karena kepandaiannya, ia mendapatkan kepercayaan dari Umar bin Khattab RA. Umar mendahulukan dan mengutamakan pendapatnya. Ia juga seringkali dipercaya untuk mengelola urusan pasar.

Sebaliknya, asy-Syifa sangat menghormati Umar bin Khattab RA. Suatu hari ia bertemua dengan serombongan pemuda. Ia bertanya, “Apa ini?”  “Ini adalah ahli ibadah,” jawab mereka.

Ia pun membalas, “Demi Allah, Umar adalah orang yang apabila berbicara suaranya terdengar jelas, bila berjalan melangkah dengan cepat, dan bila memukul mematikan.

Sepeninggal Rasulullah SAW, ia menjalani hidupnya dan mengabdi pada pemerintahan Islam. Asy-Syifa meninggal di tahun 20 Hijriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement