Selasa 01 Sep 2015 15:17 WIB

Islam Masuk ke Filipina Sebelum Kedatangan Penjajah Spanyol

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Muslim Filipina
Foto: OnIslam.net
Muslim Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Islam adalah agama terbesar kedua di Filipina setelah Katolik Roma. Jumlah pemeluk Islam kian meningkat.

Kantor Statistik Nasional (NSO) mencatat, populasi Muslim mencapai 5,1 juta pada 2010. Dalam rentang waktu 10 tahun, jumlah ini meningkat hampir sepertiga persen, semula 3.8 pada tahun 2000.

Mayoritas Muslim Filipina tinggal di kelompok Kepulauan Mindanao. Sebanyak 4,8 juta jiwa atau sekitar 94 persen populasi Muslim Filipina mendiami pulau-pulau itu. Di sana, ada Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) dengan jumlah populasi 2,9 juta jiwa atau 58 persen Muslim negara itu.

ARMM terdiri atas Provinsi Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu, dan Tawi-Tawi.  Isabela City di Basilan dan Cotabato City di Maguindanao merupakan pengecualian.  Islam adalah agama dominan di lima provinsi ARMM, terutama Sulu dan Tawi-Tawi yang memiliki persentase Muslim terbesar dari total populasi provinsi masing-masing.

Selepas masa pendudukan Spanyol, Filipina lebih dikenal sebagai negara mayoritas berpenduduk Katolik Roma. Kejayaan Islam tampak surut dari negara kepulauan itu, kendati sejarah penyebaran Islam jauh lebih panjang di Filipina ketimbang Kristen.

Islam sudah masuk ke Filipina sebelum kedatangan penjajah Spanyol bersama ajaran Katolik Roma. Saudagar Muslim dari Teluk Persia, India Selatan, kesultanan di Indonesia, dan Malaysia menyebarkan Islam ke Filipina lewat jalur perdagangan. Dimulai pada abad ke-14 di Filipina Selatan, pengaruh Islam menyebar ke utara sampai Manila.

Karim al-Makhdum alias Syekh Makhdum adalah saudagar Arab pertama yang mencapai Filipina. Ia tiba di Kepulauan Sulu dan Jolo pada tahun 1380 M. Setelah itu, banyak pedagang dan ulama Muslim yang mengikuti jejak Syekh Makhdum. Mereka berdiam di sana dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat. Masjid Syekh Karimul Makdum adalah masjid pertama yang didirikan di Filipina, tepatnya di Simunul, Mindanao, pada abad ke-14.

Filipina juga pernah menjadi bagian dari Kesultanan Brunei pada abad ke-15. Islam semakin kuat berkat kedatangan para pedagang Muslim dari Jolo, Mindanao, Malaysia, dan Indonesia. Rata-rata pemeluk Muslim tinggal di wilayah bagian selatan. Lantaran semakin banyak populasi Muslim, muncul beberapa kesultanan di Filipina antara lain Kesultanan Sulu, Lanao, dan Maguindanao.

Kesultanan Sulu adalah salah satu yang paling menonjol di Filipina. Saifullah SA dalam "Umat Islam di Filipina Selatan", Jurnal Islamica menyebutkan, perkembangan Islam di Filipina tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Kesultanan Sulu. Secara genealogis, sultan Sulu merupakan gabungan darah bangsawan Minangkabau dan keturunan Arab.

Cesar Adib Majul dalam "An Analysis of The `Genealogy of Sulu", Jurnal Asian Studies menguraikan, silsilah bangsawan Minangkabau itu berasal dari raja Baguinda yang datang ke Sulu pada akhir abad ke-14.

Kesultanan ini berhasil menyatukan kelompok- kelompok kecil masyarakat Islam di sejumlah pulau yang berserakan di Filipina.

Suku Moro merupakan sebutan lain bagi komunitas Muslim Filipina. Sebagian besar di antara mereka mendiami Pulau Mindanao, Sulu, Palawan, dan Basilan. Sejumlah literatur menyebutkan, istilah Moro merujuk pada kata Moor, Mariscor, atau Muslim. Kata Moor berasal dari istilah Latin, Mauri, sebuah istilah yang digunakan orang Romawi kuno untuk menyebut penduduk wilayah Aljazair Barat dan Maroko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement