Kamis 13 Nov 2014 17:06 WIB

Masjid Arif Rahman Hakim, Masjid Perjuangan Tritura (3-habis)

Masjid Kampus Arif Rahman Hakim Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta.
Foto: Telukmasjid.com
Masjid Kampus Arif Rahman Hakim Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta.

Oleh: Amri Amrullah     

Masjid Berciri Arabes

Unsur bangunan baru Masjid Arif Rahman Hakim (ARH) adalah arsitektur bernuansa Timur Tengah, arabes. Motif arabes yang sangat terlihat jelas pada eksterior bangunan yang secara geometris tersusun indah membungkus dinding masjid.

Arabes merupakan gaya arsitektur Islam, Timur Tengah pada khususnya, yang menggabungkan pola tanaman, kaligrafi, dan bentuk-bentuk geometris.

Tim Renovasi dan Pembangunan Masjid ARH, Nasrun Ismail, mengatakan, gaya arabes pada bangunan Masjid ARH memang menjadi identitas Islam yang paling terlihat. Penggunaan arabes ini, jelas dia, selain sebagai pelengkap arsitektur Islam, juga bertujuan untuk sirkulasi udara dan pencahayaan ruang dalam masjid.

"Kalau melihat masjid-masjid megah baru, semuanya rata-rata menggunakan pendingin udara. Tapi, di sini dengan adanya arabes, sirkulasi udara cukup lancar. Angin dan cahaya matahari masuk cukup baik ke dalam ruangan, membuat suasana sejuk dan terang," ungkapnya.

Walaupun, di tengah hiruk-pikuk lingkungan Salemba yang ramai, kekurangannya juga ada. Yakni, suara keramaian juga masuk ke dalam masjid, dapat mengganggu khusyuknya beribadah.

Namun, Nasrun memandang beda hal ini, bisa dilihat bahwa sebenarnya masjid tidak terlepas dari kehidupan sosial sekitar. Sehingga, suara kegaduhan tersebut bisa diartikan agar kita tidak melupakan kehidupan di luar masjid.

Selama ini, kata dia, banyak masjid dibuat setenang mungkin untuk kekhusyukan jamaah. Namun, ketika keluar masjid, nilai khusyuk tersebut hilang. "Kita tidak ingin seperti itu. Kita ingin agar jamaah yang beribadah di masjid ini sadar bahwa khusyuk tersebut harus kita ciptakan dan tidak melupakan kekhusyukan tersebut bila di luar masjid," ungkapnya.

Nasrun menerangkan, arabes di Masjid ARH ini dibuat dengan segi delapan. Selain fungsinya yang lebih memudahkan sirkulasi udara, makna filosofisnya juga bahwa segi delapan tersebut adalah arah mata angin. Ini berarti secara pribadi, kehidupan harus memberikan arti ke berbagai penjuru, bukan hanya bagi diri sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement