Senin 12 May 2014 21:11 WIB

Masjid Agung Sumenep, Karya Pendatang Cina (3-habis)

Masjid Agung Sumenep yang bergaya arsitektur Cina, di Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Foto: Antara/Saiful Bahri/c
Masjid Agung Sumenep yang bergaya arsitektur Cina, di Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Oleh: Mohammad Akbar

Mihrab masjid memiliki bagian yang agak menjorok ke dalam. Ukurannya tak terlalu besar. Fungsinya sebagai tempat imam memimpin shalat.

Sementara itu, pada bagian langit-langitnya, tak banyak ornamen hias yang ditampilkan. Pada bagian ini terlihat juga dominasi kayu yang dijadikan penopang atap masjid.

 

Walau terkesan sederhana, pesona interior masjid ini tidaklah menjadi hilang. Dengan segala kesederhanaan bentuk interiornya tersebut, Masjid Agung Sumenep ini telah menjadi kebanggaan bagi seluruh penduduk di Pulau Madura.

Sepenggal sejarah

Masjid Agung Sumenep ini tercatat sebagai salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia. Pembangunan masjid ini telah dirintis sejak masa Pangeran Natasukuma I atau Panembahan Somala berkuasa pada abad ke-18.

Masjid ini awalnya hanya berukuran kecil. Pada saat awal bangunan tersebut dikenal dengan nama Masjid Laju. Masjid tersebut dibangun oleh adipati ke-21 Sumenep, yakni Pangeran Anggadipa. Seiring waktu, kapasitas masjid tak mampu lagi menampung umat Islam yang hendak beribadah.

Sekitar 1779 Masehi, Pangeran Natakusuma menitahkan untuk membangun masjid yang lebih besar.

Untuk menghadirkan masjid yang diinginkan, sang penguasa menunjuk seorang arsitek Cina, Lauw Piango. Proses pembangunan masjid dimulai pada 1198 Hijriah atau 1779 Masehi. Sementara proses pembangunan masjid ini baru usai pada 1206 H atau 1787 M.

Sementara itu, hal yang cukup unik dari masjid ini adalah peninggalan pedang. Letaknya di atas kubah. Selain itu, terdapat juga sebuah batu giok. Berat batu giok ini kabarnya 20 kilogram.

Sayangnya, keberadaan batu giok tersebut kurang terawat. Namun, tak begitu jelas sejak kapan batu giok itu berada, apakah bersamaan dengan proses pembangunan masjid atau hadir setelah masjid tersebut dibangun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement