Rabu 12 Mar 2014 15:02 WIB

Kiprah Dokter Muslim (bagian-1)

Dokter Muslim saat mengobati pasien (ilustrasi).
Foto: iiim.org
Dokter Muslim saat mengobati pasien (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra

Dokter juga berperan sebagai juru dakwah.

Dokter adalah profesi yang banyak dicita-citakan anak-anak Indonesia. Profesinya sangat mulia, menolong orang sakit. Seorang dokter di mata masyarakat adalah sosok yang cerdas dan modern.

Kiprah seorang dokter kini makin beragam. Tak hanya sebagai tenaga medis, dokter juga bisa menjadi relawan kemanusiaan sekaligus juru dakwah.

Sekretaris Umum Islamic Medical Association and Network of Indonesia (IMANI) drg Tryanza Maulana mengatakan, dokter Muslim tak boleh melupakan dakwah dalam profesinya.

Posisi dokter yang sangat dihormati pasien, kata try, begitu ia akrab disapa, memungkinkan dokter menyelipkan pesan agama terkait kondisi pasien.

"Saya yang kebetulan dokter gigi, biasanya selalu kita selipkan nasihat kepada pasien agar dekat dengan Allah," tutur drg Tryanza kepada Republika, Rabu (5/3).

Menurut Try, pasien yang ingin sembuh biasanya akan manut dengan nasihat dokternya. Segala pantangan dan anjuran dokter akan ia laksanakan.

Jadi, diharapkan bagi para dokter, tidak hanya memberikan nasihat bagi kesembuhan jasmaninya saja, tapi juga bagi rohaninya.

Jika pesan-pesan kebaikan tersebut dijalankan pasien, sambung Try, tentu akan menjadi nilai ibadah tersendiri bagi dokter.

Try menerangkan, pesan-pesan dakwah tersebut tidak melulu melalui lisan. Keteladanan yang ditunjukkan seorang dokter sebenarnya lebih memberikan dampak dakwah bagi para pasiennya.

"Seperti mengucapkan salam, bersalaman, kemudian memulai kerja dengan basmalah. Itu juga dakwah. Kalau bisa, kita juga ajak pasien untuk berdiskusi soal agama," terang Try.

Ia menambahkan, yang terpenting, dokter wajib memberi penjelasan jika dokter hanya perantara. "Yang menyembuhkan itu Allah SWT."

Menurut Try, asal-muasal penyakit yang menghinggapi banyak disebabkan faktor psikologis. Psikologis yang terganggu akan menyebabkan tubuh tidak fit.

Hal itu bermula dari rohani mereka yang gampang stres dan daya tahan tubuh mereka melemah. "Karena sikap kurang optimistis, gampang stres, dan akhirnya sakit itu datang," terangnya.

Selain dengan peran dakwahnya, dokter Muslim kini banyak yang terjun sebagai relawan kemanusiaan. Sekretaris Jenderal Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Muhammad Rudi mengatakan, hingga saat ini kiprah para dokter Muslim sudah cukup baik.

"Misalnya dari sisi pengorbanan. Mereka (para dokter) bersedia diterjunkan ke daerah-daerah bencana yang kondisinya serba sulit. Misalnya seperti di Mentawai, untuk ke sana mereka harus naik helikopter,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement