Sabtu 21 Jan 2012 11:23 WIB

Gerakan Orientalisme Pasca-Perang Salib

Perang salib (ilustrasi)
Foto: wordpress
Perang salib (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Orientalisme memasuki periode kedua, ketika dunia Islam dan Kristen Barat terlibat dalam Perang Salib. Pertempuran dua kekuatan adidaya yang berlangsung dari 1096 hingga 1291 telah membuat Kristen Barat mengalami kekalahan yang sangat telak.

Terlebih, setelah perang agama itu selesai, dunia Barat mengalami serangkaian keterpurukan. Kekhalifahan Turki Usmani mencatat serangkaian kemenangan dalam serangan mereka ke Eropa. Pada 1366, Adrianopel jatuh ke tangan kaum Muslimin, dan pada 1453 Konstantinopel juga dikuasai pasukan tentara Islam.

Tak hanya itu, Yerusalem pun kembali direbut umat Islam. Dan bahkan kawasan Balkan di Eropa Tenggara juga dikuasai Kekhalifahan Turki Usmani hingga lima abad lamanya. Kekalahan telak itu membuat para raja di Eropa sakit hati. Mereka lalu bersumpah untuk mengusir kaum Saracen, yani umat Islam, yang mereka sebut kaum ‘’kafir’’.

‘’Maka munculah semangat kaum Kristen Eropa untuk menyerang dan mengecam Islam dari berbagai kepentingan,’’ tulis Ensiklopedi Islam. Akibat bias dari kebencian itu, para penulis orientalisme secara gencar menulis buku-buku dengan gambaran yang salah dengan Islam.

Para orientalis yang sakit hati itu kemudian menulis tentang Islam secara salah, dan itu sengaja dilakukan. Hal-hal yang sebenarnya tak terdapat dalam Islam, dan justru bertentangan dengan Islam digembar-gemborkan di Eropa. Mereka menistakan sosok Rasulullah SAW dengan berbagai tudingan yang bohong belaka.

Mereka juga menghembuskan propaganda lewat tulisan-tulisannya dengan menyebutkan bahwa Islam itu bukanlah agama yang benar. Menurut para orientalis di zaman itu, yang benar hanyalah agama Kristen yang dibawa Yesus Kristus.  Menurut Ensiklopedi Islam, mereka juga menyebarkan kabar bohong bahwa Islam juga menganut trinitas, dua dari unsur itu adalah Muhammad dan Apolo.

Para orientalis pasca-Perang Salib pun mengumbar kebohongan dan menistakan agama Islam. Menurut mereka, Islam itu mengajarkan poliandri, disiarkan dengan pedang dan kekerasa, bahkan dikabarkan pula oleh para orientalis bahwa orang Islam diwajibkan membunuh orang Kristen sebanyak mungkin agar bisa masuk Islam.

Meski kabar bohong tentang Islam itu telah disiarkan para orientalis sejak ratusan tahun, di Eropa masih berkembang pandangan buruk tentang Islam. Begitulah, kebohongan demi kebohongan yang disiarkan oleh para orientalis, karena rasa sakit hati mereka akibat berbagai kekalahan yang mereka alami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement