Selasa 25 Jun 2019 21:32 WIB

Manuskrip Nusantara Bisa Menjawab Persoalan Kekinian

Banyak ditemukan manuskrip Nusantara yang mengandung konten ilmu farmasi.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Manuskrip keagamaan yang akan digitalisasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan LKKMO Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dari Kemenag RI
Foto: Dok Kemenag RI
Manuskrip keagamaan yang akan digitalisasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan LKKMO Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dari Kemenag RI

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ulama dan intelektual Nusantara di masa lalu banyak meninggalkan manuskrip yang dapat bermanfaat bagi masa kini dan masa depan. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta menemukan banyak manuskrip keagamaan dan farmasi yang bisa menjawab persoalan kekinian.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta Nurudin menyampaikan, pihaknya melakukan penyusunan monograf atau katalog naskah keagamaan Cirebon I dan II. Tujuan utamanya menghadirkan kembali intelektual Nusantara untuk menjawab persoalan kekinian. Artinya tidak usah terlalu banyak mencari jawaban ke luar untuk mencari solusi dari persoalan kekinian di Indonesia.

"Bagi saya inilah momentum yang bagus untuk mereaktualisasi intelektual Nusantara yang selama ini sudah kompatibel dengan kita untuk menjawab persoalan kekinian," kata Nurudin kepada Republika usai pembukaan kegiatan Penyusunan Monograf/ Katalog Naskah Keagamaan Cirebon II di Bogor, Selasa (25/6). 

Dia menjelaskan, usia manuskrip sudah cukup tua artinya manuskrip tersebut membicarakan masa lalu. Di dalamnya tentu ada nilai-nilai yang sangat luar biasa ditulis oleh kaum intelektual Nusantara. Maka sangat penting untuk dipelajari dan dikaji saat ini untuk menggali nilai dan manfaatnya.

Para intelektual tersebut berasal dari kalangan ulama yang menghasilkan manuskrip keagamaan. Tapi, banyak juga intelektual bukan dari kalangan ulama karena banyak ditemukan manuskrip-manuskrip yang membahas semua persoalan.

Sebagai contoh, Nurudin menyampaikan bahwa banyak ditemukan manuskrip Nusantara yang mengandung konten ilmu farmasi. Ternyata Malaysia meneliti manuskrip-manuskrip Nusantara yang kontennya berkaitan dengan ilmu farmasi.

"Misalnya ramuan Madura kan terkenal ramuan Madura, ramuan Buton, Aceh, termasuk ramuan dari Cirebon, itu dikembangkan sekarang di fakultas-fakultas farmasi di Malaysia, itulah contoh aktualisasi intelektual Nusantara dalam bidang apapun untuk menjawab persoalan kekinian," ujarnya.

Pada tahun 2016, Bidang Lektur dan Khazanah Keagamaan pada Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta telah melakukan eksplorasi dan digitalisasi naskah keagamaan di wilayah Cirebon. Juga menginventarisasi sebanyak 234 naskah dalam bentuk foto digital disertai dengan beberapa deskripsi naskah.

Pada tahun 2018, hasil penelitian tersebut ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan pengembangan berupa Penyusunan Monograf/Katalog Naskah Keagamaan Cirebon I dengan mendeskripsikan 108 naskah. Di sana melibatkan para filolog yang ada di Masyarakat Pernaskahan Cirebon. 

Kini pada tahun 2019 kegiatan pengembangan dilanjutkan dengan menyelenggarakan Penyusunan Monograf/ Katalog Naskah Keagamaan Cirebon II di Bogor pada 25-27 Juni 2019. Pada kegiatan kali ini akan mendeskripsikan sebanyak 126 naskah koleksi Keraton Kacirebonan, Elang Panji Jaya Prawirakusuma dan Bambang Irianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement