Selasa 18 Jun 2019 21:00 WIB

Saat Sangkakala Ditiup

Saat terompet dibunyikan pertama kali, atas perintah Allah, Israfil meniupkannya.

Hari Kiamat (ilustrasi)
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibn Abi ad-Dunya dalam kitabnya al-Ahwal menyebutkan tentang dalil-dalil yang menguatkan terompet (as shuur). Sebuah riwayat menyebutkan, alat itu terbuat dari bahan semacam tanduk binatang. Apa dan bagaimana tak bisa diketahui pasti. Hal yang jelas, terompet akan digunakan sebagai pertanda hari kiamat benar-benar telah datang.

Tak disebutkan siapakah nama malaikat yang bertugas meniup terompet itu (di riwayat lainnya nama Israfil mengemuka sebagai malaikat yang ditugasi untuk meniup terompet).

Baca Juga

Hanya ada keterangan bahwa di samping sebelah kanan malaikat tersebut berdiri Jibril dan sebelah kirinya Mikail. Sang peniup terompet sangkakala itu, sebagaiamana disebutkan riwayat lainnya, tengah siap sedia menjalankan tugasnya.

Kapan pun ia telah diperintahkan. Begitu instruksi peniupan diberikan, perintah itu pun segera ia laksanakan. Berapa lama jarak antara amar dan pelaksanaannya? Tak perlu tempo yang lama, bisa jadi kecepatan pelaksanaannya sebelum kelopak mata berkedip.

Apa yang bisa diperbuat kala itu? Rasulullah menyebutkan dalam riwayat lainnya, saat terompet sangkakala ditiup, hanya doa: Hasbunallah wa ni'mal wakil (cukuplah Allah penolong dan pelindung bagi kami).

Rasulullah, dalam riwayat lainnya, memberikan gambaran situasi dan kondisi saat terompet  yang diciptakan Allah setelah terciptanya langit dan bumi itu ditiup. Terompet tersebut dipercayakan kepada Israfil. Dan, siap sedia berada di bibirnya. Suasana kala itu sangat mengerikan dan dahsyat. Terompet ditiup sebanyak tiga kali.

Tiupan pertama adalah sebuah peringatan dan kejutan. Tiupan kedua untuk menghilangkan kesadaran atau pingsan. Dan pada tiupan yang ketiga, segenap manusia kembali dibangunkan untuk menghadap Sang Pencipta. Saat terompet dibunyikan pertama kali, atas perintah Allah, Israfil meniupkannya.

Seisi dunia akan terkejut. Mereka porak poranda. Saling berlarian. Tak ada tempat sembunyi. Suara terompet sangat keras dan terngiang. Ritmenya bisa saja lama. Inilah maksud dari makna ayat:

Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan yang tidak ada baginya saat berselang. (QS Shaad [38]: 15). Gunung-gunung bergerak, memuntahkan isinya, dan beterbangan seperti awan. (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncang alam. Tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. (QS an-Nazi'at [79]: 6-7).

Tanah tempat makhluk berpijak dan bergerak. Laksana perahu yang diombang-ambingkan oleh ombak. Ibu hamil pun seketika itu juga melahirkan, anak yang tengah menyusui berhenti, di sudut lain, setan mencoba melarikan diri. Para malaikat mengetahuinya, wajah mereka pun ditampar kemudian para setan tak berkutik dan kembali.

Para manusia mencoba bersembunyi. Keluarlah panggilan berseru, saat mereka mencoba berpaling: (Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah. (QS al-Mukmin [40] : 33). Mereka melihat ke atas, langit telah digulung, planet dan bintang berjatuhan, tak ada tempat berlari. Mereka yang mati, tidak merasakan kengerian kiamat itu, sabda Rasulullah. 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement