REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ustaz Firanda Andirja Abidin dijadwalkan mengisi ceramah di Masjid Al Fitrah di Desa Ketapang, Banda Aceh pada Kamis (13/6) malam. Di sela-sela membawakan tausiyah sekelompok masyarakat datang dan meminta agar pengajian tersebut dihentikan.
Kajian yang belum juga dihentikan membuat masyarakat Aceh yang menolak kehadiran ustaz Firanda semakin geram. Kericuhan pun tidak dapat terhindarkan setelah sekelompok masyarakat memaksa masuk dan membubarkan paksa pengajian. Mereka bahkan sempat beradu fisik dengan jamaah yang menghadiri ceramah ustaz Firanda.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto membenarkan adanya insiden kericuhan tersebut saat pengajian berlangsung. Kericuhan terjadi kata Trisno, lantaran panitia tidak mengindahkan peringatan dari masyarakat sebelumnya. Masyarakat meminta agar tidak digelar pengajian ustaz Firanda yang dinilai bertolak belakang dengan paham sebagian besar warga Aceh.
“Ada surat dari SPU yang sudah memberikan saran, namun tidak dilakukan, masih tetap tidak diindahkan. Sehingga ada kemarahan masyarakat dan sempat ada sedikit kericuhan dan meminta pengajian dibubarkan,” kata Trisno saat dihubungi, Jumat (14/6).
Selain itu juga ungkapnya, memang tidak ada surat pemberitahuan yang diajukan pihak panitia kepada kepolisian. Kendati demikian sebagai aparat keamanan, aparatnya bersama sejumlah tokoh masyarakat terus berupaya untuk menenangkan warga dan mendamaikan situasi.
Beruntung ujar Trisno, setelah dilakukan pembicaraan, masyarakat Aceh dan pihak panitia akhirnya dapat bersepakat. Pengajian pun segera dihentikan untuk mencegah terjadinya kericuhan yang semakin tidak terkendali.
“Untuk masalah keamanan kita sarankan kepada panitia untuk tidak melanjutkan kegiatan itu daripada timbul permasalahan, dan tadi malam panitia akhirnya sepakat mengindahkan. Tadinya tidak mengindahkan tapi (sejak) ada kejadian panitia mengindahkan (agar pengajian dihentikan),” jelas Trisno.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
