Jumat 03 May 2019 17:17 WIB

Peran Ilmu Astronomi, dari Penanggalan Hingga Arah Kiblat

stronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam

Arah kiblat
Arah kiblat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam (8-15 M). Karya-karya astronomi Islam kebanyakan ditulis da lam bahasa Arab dan dikembangkan para ilmuwan di Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol dan Asia Tengah.

Astronomi dalam Islam adalah sebuah ilmu yang sangat penting, karena tidak hanya menyangkut aktivitas yang terkait dengan kehidupan duniawi, tetapi juga tentang ketentuan pelaksanaan ibadah, baik itu ibadah yang wajib maupun yang sunnah. Misalnya dalam menentukan waktu shalat, sistem penanggalan kalendar Hijriyah hingga arah kiblat.

Baca Juga

Dalam menentukan waktu shalat, umat Islam sudah mendapatkan petunjuk secara langsung dari Allah SWT melalui kitab suci Alquran. Sehingga aturan baku waktu shalat tidak berubah dan sifatnya tetap walaupun zaman telah berubah. ‘’Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)’’ (QS Al-Isra’ [15]: 78). Dalil Alquran ini diperkuat dengan hadis Rasulullah SAW. Beliau pernah bersabda: Waktu Zuhur itu dimulai dari tergelincirnya matahari tepat diatas bayang benda sampai bayang benda sama panjangnya dengan benda tersebut.

Waktu Ashar di mulai panjang bayang sama dengan bendanya sampai tenggelamnya matahari. Waktu Maghrib di mulai dari tenggelamnya matahari atau munculnya mega merah sampai hilangnya mega merah. Waktu Isya mulai dari hilangnya mega merah sampai tiba waktu subuh. Waktu subuh dimulai sejak munculnya fajar shadiq sampai munculnya matahari kembali. (Hadis Riwayat Muslim).

Ilmu astronomi juga memainkan peran penting dalam membuat sistem penanggalan Hijriyah berdasarkan pada penentuan awal bulan Qomariyah, dan perhitungan gerhana yang kesemuanya mempunyai keterkaitan dengan pelaksanaan ibadah amaliyah, seperti ibadah haji.

Sebagaimana diterangkan dalam surah al-Baqarah ayat 189: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: ‘’Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji... Sebagaimana bangsa Sumeria kuno, yang menggunakan bintang sebagai petunjuk arah. Keberadaan ilmu astronomi bagi masyarakat Muslim juga diperlukan dalam menentukan arah kiblat. Karena, menghadap ke arah kiblat, yakni menghadapkan wajah ke arah Ka’bah di kota Makkah, merupakan syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat, baik shalat wajib lima waktu atau pun shalat-shalat sunnah yang lain. Bagi masyarakat yang berada jauh dari Ka’bah, tentunya diperlukan suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat ini. Dalam khazanah ilmu astronomi, penentuan arah kiblat ini bisa menggunakan penghitungan posisi rasi bintang, bayangan matahari atau pun arah matahari terbenam.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement