Kamis 09 May 2019 22:52 WIB

Ketum PBNU Said Aqil Buka Puasa Bersama Dubes China

Dubes China Xiao Qian mengapresiasi PBNU

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hasanul Rizqa
Ketum PBNU Said Aqil Siroj menggelar agenda berbuka puasa bersama Dubes Tiongkok Xiao Qian dan santri Ponpes Luhur Al-Tsaqafah, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5)
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Ketum PBNU Said Aqil Siroj menggelar agenda berbuka puasa bersama Dubes Tiongkok Xiao Qian dan santri Ponpes Luhur Al-Tsaqafah, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menggelar buka puasa bersama Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian, Kamis (9/5). Turut hadir dalam acara ini adalah para santri asal Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatan itu, Said Aqil menyampaikan sepintas sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Menurut dia, antara Indonesia dan China tidak dapat dipisahkan, termasuk dalam perspektif sejarah Islam.

Baca Juga

Said menuturkan, para wali songo banyak yang merupakan keturunan China atau memiliki istri berdarah China. Misalnya, Sunan Gunung Djati. Istri yang bernama Ong Tien berasal dari China.

Selain itu, papar Said, Raden Patah sang pendiri Kerajaan Demak adalah anak dari perempuan keturunan China yang bernama Siu Ban Ci.

"Di Jabar, Karawang, ada Syekh Quro atau Syekh Hasanuddin, itu orang China yang mengislamkan Prabu Siliwangi, dan nanti punya anak yang akan mengislamkan Jawa Barat, yaitu Kian Santang," jelas Said Aqil, Kamis (9/5).

Karena itu, dirinya mengaku tidak sepakat bila ada anggapan, China itu bangsa penjajah. Menurut dia, penjajahan itu seperti apa-apa yang dilakukan bangsa Inggris, Italia, Belanda, Jepang, dan lain-lain utamanya pada masa kolonial.

Said menyebutkan contoh. Vietnam yang merupakan tetangga Republik Rakyat Cina (RRC) tidak pernah diganggu. Justru, kata dia, orang China hanya ingin berdagang ketika memasuki negeri-negeri jiran.

Dalam perspektif sejarah, hal itu ditunjukkan dengan diutusnya Laksamana Cheng Ho. Penjelajah Muslim itu berdakwah sekaligus membangun jalur sutra maritim dalam perjalanannya ke Nusantara dan banyak negeri.

"Cheng Ho ke sini tujuh kali, memberantas penyamun di laut, berdagang dan berdakwah, membangun Semarang, membangun masjid di Surabaya. Jadi tidak ada karakter Cina menjajah," katanya.

photo
Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian (kedua kiri) didampingi Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (tengah) memberikan santunan kepada para santri pada acara Santunan Anak Yatim dan Buka Puasa Bersama di Pondok Pesantren Luhur At-Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).

 

Tanggapan Dubes China

Sementara itu, Dubes China Xiao Qian menuturkan, selama setahun terakhir pihaknya telah meningkatkan komunikasi dengan masyarakat Muslim di Indonesia. "Saya sempat ke Cirebon di mana saya kunjungi Ponpes Gontor yang pengasuhnya adalah adik dari Ketum PBNU Said Aqil," katanya.

Xiao Qian juga menyampaikan rasa senangnya karena bisa kembali hadir untuk kedua kalinya di Ponpes Al-Tsaqafah ini. Dia yang mewakili jajaran Kedubes Cina di Indonesia mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan kepada umat Muslim di Indonesia.

"Saat datang saya merasa sangat gembira. Apalagi bapak Ketum PBNU Said Aqil masih sehat seperti setahun yang lalu," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement