Selasa 30 Apr 2019 20:54 WIB

JK Ajak Bersihkan Masjid dari Radikalisme

Selain kebersihan fisik, JK menekankan pentingnya masjid bersih dari radikalisme

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (30/4).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung program bersih-bersih 2000 masjid kolaborasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) dengan mitra kerja Unilever di 13 kota Pulau Jawa. Menurut JK, sudah seharusnya masjid dan lingkungannya bersih untuk memberikan kenyamanan untuk beribadah.

Karenanya, JK yang merupakan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu mengajak semua ummat Muslim untuk menggalakkan program masjid bersih, terlebih menjelang bulan suci Ramadhan.

"Sehingga betul-betul masjid itu harus bersih, kita ubah gerakan masjid bersih bukan bersih-bersih, tapi yang permanen ialah masjidnya harus bersih," ujar JK dalam sambutannya di acara bersih-bersih masjid di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (30/4).

Namun, selain kebersihan secara fisik, JK juga menekankan pentingnya masjid bersih dari unsur radikalime. Karenanya, ia menekankan pentingnya peran pengurus masjid, khotib, kiai maupun ustadz yang ada di masjid dalam mencegah bibir radikal dari dalam masjid.

"Itulah fungsi daripada pengurus, fungsi daripada khotib, fungsi daripada kiai, ustad, untuk memberikan tauziah atau ceramah untuk membersihkan jiwa, itulah ibadah, manfaat daripada ibadah," ujar JK.

Menurutnya, DMI juga telah berupaya membuat suatu sistem untuk mencari para ustaz maupun penceramah yang memberikan bebas dari unsur radikalisme.

"Kita akan ada aplikasi itu bagaimana memilih ustad-ustad yang sudah oleh DMI disaring dengan baik, yang dapat memberikan tauziah yang baik untuk mencegah terjadi katakanlah yang disebut radikalisme dan sebagainya tergantung itu," ujar JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement