Jumat 26 Apr 2019 22:46 WIB

Cegah Joki, STQ XVI Jabar Berlakukan Finger Print

Finger Print diberlakukan di STQ XVI Jabar untuk peserta anak-anak.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran/Ilustrasi
Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Pemprov Jawa Barat kembali menggelar Seleksi Tilawatil Quran (STQ) XVI tingkat Provinsi Jabar. STQ kali ini akan digelar pada 28 April sampai 3 Mei 2019 di tiga masjid. Yakni, Masjid Pusdai, Masjid Al Mutaqin Gedung Sate dan Masjid Agung Kota Bandung.    

Menurut Kepala Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial (Karo Yansos), Ida Wahida Hidayati, pelaksanaan STQ tahun ini memang ada yang berbeda. Yakni, mulai tahun ini peserta anak-anak yang akan tampil harus melakukan finger print sebelumnya. Ini dilakukan, untuk menghilangkan per jokian.  

Baca Juga

"Namanya perlombaan bisa saja ada yang pakai joki. Mungkin itu terjadi di daerah lain makanya kami sekarang pakai finger print," katanya.  

Sementara menurut Kepala Bidang Penerangan Islam, Zakat, dan Wakaf Kemenag Jabar, Ahmad Fatoni, panitia bekerja sama dengan Disduk untuk memastikan data peserta valid sehingga tak akan ada kesempatan untuk peserta berbuat curang.

 

"Nah kalau anak-anak kan nggak punya KTP makanya pakai finger print saat semua peserta anak tampil. Ini, untuk menghindari joki," katanya. 

Selain menggunakan finger print, kata dia, dalam pertandingan ini pun semua berbasis IT. Bahkan, pendaftaran peserta pun bisa dilakukan dengan daring. "Saat tes, soal yang dibacakan juga dengan IT. Jadi jauh dari kecurangan," katanya. 

Nantinya, kata dia, pemenang dari Jabar ini akan dilombakan di STQ tingkat nasional yang akan digelar di Kota Pontianak Kalbar. "Kami ingin STQ ini bisa menghasilkan para pemenang lomba dengan kualitas baik ditingkat nasional," katanya.  

Adapun cabang perlombaan STQ XVI tingkat Jabar, kata dia, adalah musabaqah tilawatil Quran anak-anak dan dewasa, musabaqah hizfil Quran (MHQ) satu juz dan lima juz, MHQ 10 dan 20 juz, MHQ 30 juz, dan tafsir bahasa Arab, musabaqah hadis nabi cabang hafalan 100 hadis dengan sanad dan musabaqah hadis nabi cabang hafalan 500 hadis tanpa sanad. "STQ hanya empat cabang kan kalau MTQ sampai 12 cabang. Seleksi ini diikuti 27 kabupaten/kota," katanya.

Setiap kabupaten/kota, kata dia, mengirimkan 20 orang kafilahnya. Evaluasi terakhir, STQ ini tak diikuti oleh kabupaten/kota seluruhnya. Karena, kondisi daerah berbeda. Daerah, ada yang perlu pengembangan pondok pesantren tahfiz. Saat ini, kondisi pesantren tersebut tak merata jadi tak semua kabupaten/kota bisa ikut lomba.  

"Kami sudah mengorientasi hakim-hakim untuk empat cabang STQ ini. STQ ini menjadi syiar dan dakwah untuk masyarakat Jabar," katanya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement