Ahad 28 Apr 2019 15:10 WIB

Tips Menghapal Alquran Ala Muslim Gaza

Di Gaza anak usia 4-6 tahun sudah mulai menghafal Alquran.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Alquran
Foto: Pixabay
Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Lembaga bantuan non pemerintah Aman Palestin Indonesia menggelar seminar bertajuk Metode Menghafal Alquran Ala Gaza di Gedung Serbaguna Balai Kota Bandung, Sabtu (27/4). Seminar ini diisi oleh narasumber yang merupakan alumni Darul Quran Was Sunah Gaza Ziad M.M. Shehada. Dia juga saat ini aktif menjadi pengajar menghafal Alquran di Malaysia.

Ziad mengatakan di Gaza ada sekitar dua juta jiwa penduduknya. Dari jumlah tersebut 100 ribu penghafal atau hafidz Quran. Masyarakat Gaza sangat giat dan bersemangat dalam menghafal Alquran.

Baca Juga

Ia memaparkan bagaimana Muslim Gaza mulai dari anak-anak hingga dewasa belajar menghafal Alquran. Menurutnya ada dua metode menghafal Alquran yang dijalani Muslim Gaza. Yakni metode umum dan metode khusus.

"Tahfiz umum seperti layaknya di Indonesia setoran setiap hari, subuh dan maghrib itu juga ada. Tapi yang paling sering diikuti adalah tahfidz khusus yaitu belajar intens selama 60 hari untuk para murid dari SD sampai perkuliahan," katanya kepada Republika.co.id.

Menurutnya, lewat metode khusus ini biasanya para murid penghafal Alquran rutin belajar dan menyetor hafalan selama dua bulan penuh. Sebelumnya para murid melalui serangkaian tes dan wawancara untuk mengetahui kategori pengelompokannya.

Ia mengatakan para murid mendapatkan pelajaran sesuai kemampuannya. Mereka akan belajar menghafal Alquran setelah shalat Subuh hingga waktu dzuhur. Kegiatannya pun dimanfaatkan di masjid ataupun bangunan sekolah.

"Banyak di Gaza ikut tahfiz khusus yang 60 hari ini karena dilaksanakan tatkala libur sekolah selama musim panas. Jadi mereka sedang cuti sekolah dan ikut berlomba-lomba menghafal Alquran di waktu liburnya," ujarnya.

Saat mengikuti tahfiz khusus, tambahnya, para murid diperbolehkan menginap selama dua bulan penuh. Tapi ada beberapa murid juga yang tetap pulang ke rumah saat waktu dzuhur dan kembali waktu Ashar untuk kembali belajar.

"Mereka nggak serasa diisiloasi, waktu belajarnya hanya Subuh sampai Dzuhur.

Setelah ashar ada agenda lagi ada pelajaran lagi sampai Isya berkaitan dengan Alquran seprti Tajwid, belajar akhlak juga karena hafidz quran juga berakhlak," tuturnya.

Ia menuturkan dengan program dua bulan penuh ini, maka kegiatan menghafal Alquran jauh lebih fokus. Karena menghafal Quran bukan hanya sekadar mengingat tapi juga perlu mengulang supaya tidak hilang hafalannya.

Ia mengakui tentunya umat Muslim yang berbeda bahasa dengan Alquran yang berbahasa arab memiliki kesulitan tersendiri. Tapi ia yakin dengan kemauan maka menghafal Quran bukan hal yang mustahil.

"Memang sudah sedikit. Tapi nggak mustahil sebenarnya karena Alquran itu diturunkan Allah untuk seluruh umat bukan hanya orang arab saja. Semua bisa dimasuki cahaya Quran asal mau belajar," kata dia.

Ia memberikan tips, menghafal Alquran alangkah lebih baik dimulai sejak kecil. Di Gaza anak usia 4-6 tahun sudah mulai menghafal. Menurutnya semakin belia belajar menghafal Alquran maka tidak ada kekagetan ketika memulai belajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement