Kamis 25 Apr 2019 22:07 WIB

OKI Gelar Festival Toleransi dan Budaya Islam

Acara ini bertujuan mengarusutamakan nilai-nilai rahmatan lil alamin

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Hasanul Rizqa
(Ilustrasi) Masjid Agung Shaikh Zayed terletak di ibu kota UEA, Abu Dhabi. Di kota itulah, pada 25-27 April 2019 digelar Festival Toleransi dan Budaya Islam. Acara itu disponsori oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Foto: Republika/Teguh Firmansyah
(Ilustrasi) Masjid Agung Shaikh Zayed terletak di ibu kota UEA, Abu Dhabi. Di kota itulah, pada 25-27 April 2019 digelar Festival Toleransi dan Budaya Islam. Acara itu disponsori oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menggelar Festival Toleransi dan Budaya Islam di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Acara tersebut mengangkat khazanah kemajemukan budaya, persatuan, nilai-nilai toleransi dan kasih sayang yang selaras dengan Islam.

Festival tersebut berlangsung selama empat hari. Pada hari ini, Kamis (25/4), Menteri Toleransi UEA, Syekh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan secara resmi membuka perhelatan itu yang berlangsung hingga Sabtu (27/4) mendatang.

Baca Juga

Di acara ini, perwakilan dari lebih 16 negara Islam turut berpartisipasi untuk menampilkan budaya dan tradisi mereka melalui seni dan musik. Penasihat sekretaris jenderal untuk urusan politik yang juga asisten sekretaris jenderal untuk urusan politik dan Sekretariat Jenderal OKI, Youssef Aldobeay mengatakan, festival ini menyatukan budaya dan tradisi yang selaras dengan nilai-nilai yang melekat dalam Islam seperti toleransi, persatuan dan keterbukaan.

"Semua ini akan lebih meningkatkan kesadaran global tentang keragaman Islam. Ini merupakan kesempatan unik bagi umat Islam untuk membenamkan diri dalam berbagai unsur-unsur keimanan mereka dan berbagai lapisannya," kata Aldobeay, dilansir dari Khaleej Times, Kamis (25/4).

Selain pesan toleransi, ada yang lebih penting lagi dari festival ini. Menurutnya, festival ini juga menawarkan akses bagi non-Muslim yang ingin lebih banyak belajar tentang agama Islam. Selain itu, kegiatan ini juga diadakan di Tahun Toleransi UEA dan bertepatan dengan peringatan 50 tahun OKI.

Aldobeay mengatakan, festival ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai universal Islam dan sekaligus menyemarakkan budaya. Di samping itu, tujuannya menunjukkan kepada dunia bahwa Islam merupakan agama yang mencintai perdamaian. Islam selalu mengutamakan koeksistensi serta mengecam kekerasan dan terorisme.

Selain itu, festival ini juga membahas berbagai masalah, terutama yang melibatkan toleransi sebagai fondasi Islam, peran pemuda dalam menyebarkan budaya toleransi dan pentingnya toleransi dan moderasi dalam ibadah. Di antara yang disoroti dalam festival ini ialah paviliun Palestina, yang ditempatkan secara strategis di jantung pameran.

Paviliun ini menekankan pentingnya negara bagi dunia Islam dan status vitalnya dalam identitas Islam. Festival ini juga merayakan budaya Palestina melalui media seperti seni dan film pendek.

Tidak hanya itu, festival ini menampilkan area panggung utama di mana para cendekiawan Islam menyajikan ceramah dan lokakarya yang menyoroti berbagai aspek budaya Islam. Terdapat panggung utama yang menyelenggarakan pertunjukan langsung oleh Abu Dhabi Folklore Group.

Kelompok ini menampilkan seni dan budaya tradisional UEA. Adapula Kelompok Tarian Rakyat Alexandria dari Mesir, dan pertunjukan Emirati Malid, sebuah seni tradisional Emirat yang mewujudkan warisan budaya UEA. Tidak hanya itu, adapula area interaktif yang menampilkan kaligrafi Islam tradisional dan modern serta pameran seni dari berbagai negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement