Rabu 24 Apr 2019 15:04 WIB

ICRS Peringatkan Kecenderungan Indonesia Kian Konservatif

Indonesia yang majemuk cenderung ke arah konservatif.

Berdoa Ilustrasi
Foto: Antara
Berdoa Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS) dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) memetakan tantangan-tantangan agama di era sintetis dan terungkap bahwa cukup banyak tantangan didapati.

Ketua Komisi Kebudayaan AIPI, Amin Abdullah mengatakan situasi saat ini yang semakin kompleks merupakan dampak perkembangan tekonologi yang cepat termasuk, tentang agama dan kemanusiaan.

Baca Juga

Dia melihat, kehadiran internet, media sosial dan menguatnya kondisi post truth society menjadikan isu dan peran agama menjadi penting dan problematis terlebih, Indonesia merupakan negara majemuk.

"Tapi, saat ini ada kecenderungan mengarah ke konservatif," kata Amin saat mengisi seminar Agama dan Harkat Kemanusiaan di Era Sintetis di Kantor Humas Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (23/4).  

Amin menilai, internet dan media sosial menjadikan penyebaran dan viralitas informasi semakin masif. Bahkan, tidak sedikit yang malah menyebarkan ujaran kebencian, hoaks, dan inteoleransi secara maya.  

"Penting bagi pendidikan agama sebagai basis peradaban dan etika berkontribusi di era disrupsi ini," ujar Amin.  

Core Doctoral Faculty ICRS, Dicky Sofyan menuturkan tren konservatif di Indonesia tidak cuma terjadi kepada aspek-aspek agama tapi, sosial, politik, dan budaya.

Bahkan, dia menekankan, persoalan konservatisme tidak cuma terjadi di Indonesia, tapi berlangsung di negara-negara dunia. Karenanya, penting dibangun literasi keagamaan sebagai bagian mitigasi. 

Seluruh elemen bangsa diharapkan dapat membangun satu kolaborasi dan kerja sama dalam membangun kehidupan. Baik bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. "Tanpa mengorbankan jati diri dan identitas keagamaan," ujar Dicky. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement