Senin 15 Apr 2019 16:44 WIB

Imbauan PBNU Jelang Pemilu 2019

PBNU mengajak segenap warga bangsa untuk menjaga ketenteraman.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj dan Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini serta jajaran pengurus PBNU saat menyampaikan Taushiyah Kebangsaan NU Menyambut Pemilu 2019 di Gedung PBNU, Senin (15/4). Fuji E Permana
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj dan Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini serta jajaran pengurus PBNU saat menyampaikan Taushiyah Kebangsaan NU Menyambut Pemilu 2019 di Gedung PBNU, Senin (15/4). Fuji E Permana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara bertajuk "Taushiyah Kebangsaan Nahdlatul Ulama Menyambut Pemilu 2019" di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (15/4). Dalam kesempatan ini, NU mengajak seluruh pihak untuk menciptakan suasana yang damai terutama menjelang dan ketika pemilihan umum (pemilu) pada Rabu (17/4) mendatang.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengajak segenap kontestan, tim sukses, pendukung, simpatisan, serta tokoh politik dan agama untuk bahu-membahu menciptakan suasana yang tenteram. Demikian pula dengan aparat penegak hukum. Dia pun meminta seluruh warga bangsa untuk menghindari provokasi dalam bentuk apa pun, termasuk berita hoaks dan ujaran kebencian. Kiai Said kemudian menerima semua pihak dapat menerima hasil pemilu dengan legawa. 

Baca Juga

"Jika merasa keberatan terhadap hasil pemilu, maka menggunakan prosedur dan mekanisme konstitusional yang tersedia, sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujar KH Said Aqil Siradj saat di Gedung PBNU, Senin (15/4).

Pemilu merupakan pesta demokrasi sehingga sudah sepatutnya dirayakan secara damai. KH Said lantas mengajak segenap warga bangsa untuk tetap menjaga semangat persaudaraan, alih-alih permusuhan.

 

Dia menyampaikan, Pemilu 2019 merupakan pemilu serentak pertama yang digelar di Indonesia. Maka, tahun ini menjadi batu uji kesiapan bangsa Indonesia dalam berdemokrasi secara maju dan beradab.

Menurut dia, kesuksesan penyelenggaraan pemilu akan mengokohkan persepsi dari dunia internasional tentang Indonesia. Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, NKRI diharapkan mampu menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan nafas. Karena itu, lanjut dia, NU mengimbau semua pihak agar menjaga keamanan dan ketertiban.

"Mengimbau semua pihak agar berpartisipasi dan berperan aktif memastikan penyelenggaraan pemilu yang damai, bersih, jujur dan adil, pemilu bermartabat adalah cerminan bangsa yang berbudaya dan beradab, mari kita wujudkan bersama," papar dia.

NU memandang pemilu adalah mekanisme yang sah berdasarkan hukum negara dan agama. Pemilu dipandang untuk mengangkat dan memperbaharui mandat kepemimpinan politik atau nashbul imamah. Munas NU di Nusa Tenggara Barat (NTB), misalnya, pada 17 November 1997 telah menegaskan, pemilu dalam negara demokrasi merupakan salah satu manifestasi prinsip syura' di dalam Islam yang sah dan mengikat.

Sebagai informasi, masa tenang menjelang hari pemilu sudah dimulai sejak Ahad (14/4) hingga Selasa (16/4) besok. Adapun pemungutan suara berlangsung selama Rabu (17/4) dengan jangka waktu yang sudah ditentukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement