Senin 25 Mar 2019 14:29 WIB

Pesan Pemilu 2019, Muhammadiyah: Hindari Fitnah dan Hoaks

Muhammadiyah meminta elite dan ASN tak gunakan wewenang.

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti (kanan) bersama para narasumber lainnya menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan seri II di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti (kanan) bersama para narasumber lainnya menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan seri II di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang akan dilaksanakan pada 17 April mendatang, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan sejumlah pesan kepada masyarakat. 

Salah satunya tidak menyebarkan berita fitnah, ujaran kebencian, dan hoaks di media sosial.

Baca Juga

Apalagi saat ini sudah memasuki masa kampanye rapat umum terbuka yang sudah dimulai sejak 24 Maret hingga 13 April mendatang. 

"Masyarakat hendaknya saling menghormati dan menjaga situasi yang kondusif dengan tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan dan permusuhan berdasarkan agama, ras, dan kelompok," ujar Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/3).

 

Dia mengimbau masyarakat tidak golput dalam Pemilu 2019 nanti. Pemilu kali ini adalah momentum untuk menentukan masa depan Indonesia di lima tahun mendatang.  

"Karena itu, seluruh elemen masyarakat agar dapat berpartisipasi aktif dengan mengikuti seluruh tahapan Pemilu dan menggunakan hak politik dengan penuh tanggung jawab," ujar Abdul.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) juga diharapkan dapat menjalankam tugasnya dengan baik. agar kecurangan Pemilu 2019 tidak terjadi.

"Penyelenggara pemilu hendaknya bekerja profesional dan obyektif untuk menjawab keraguan masyarakat dan memastikan penyelenggaraan Pemilu yang berkualitas," ujar Abdul.  

Dia mengimbau kepada para aparatur sipil negara (ASN) dan pejabat pemerintahan untuk tak menggunakan kekuasaannya demi kepentingan politiknya terlebih saat ini tengah memasuki masa kampanye terbuka.

   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement