Rabu 20 Mar 2019 16:06 WIB

Umat Islam Perlu Lahirkan Pemimpin Transformatif

Umat Islam diharapkan miliki modal sumber daya manusia yang menguasai ilmu.

Rep: Rahma Sulistia/ Red: Agung Sasongko
Din Syamsuddin
Foto: Republika/Irwan Kelana
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia sedang menghadapi masalah serius yakni adanya deviasi, disorientasi dan distorsi kebangsaan dari ciri dasar yang diletakkan oleh pendiri bangsa. Hal ini diungkapkan oleh Din Syamsuddin dalam orasi ilmiahnya, yang mengatakan Indonesia mengalami National Disequiblirium.

“Sesungguhnya konstitusi kita adalah dimana Islam memposisikanya sebagai jalan tengah (wasatiah). Jalan kebangsaan,” ujar Din dalam acara Sidang Terbuka Senat Universitas dan Wisuda Pascasarjana, Sarjana dan Diploma Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) di Sasana Kriya TMII Jakarta Timur, pada Rabu (20/3).

Baca Juga

Dengan jelas Din mengatakan, sesungguhnya tidak ada masalah sama sekali antara Islam dan kebangsaan, atau antara Islam dengan ke-Indonesia-an. Umat Islam dan masa depan bangsa Indonesia, nantinya akan bisa melahirkan pemimpin-pemimpin yang transformatif.

Namun, Din menyayangkan bahwa dalam tataran implementasi dari derivasi perundangan, tidak diimplementasikan dengan baik. Bahkan ada ribuan peraturan yang bertentangan dengan semangat konstitusi bangsa Indonesia sendiri.

“Lalu apa yang harus dilakukan umat Islam sebagai masyarakat mayoritas dan peran kesejarahannya adalah, umat Islam harus jadi penentu perubahaan dan melahirkan kepemimpinan transformatif,” papar Din.

Untuk melahirkan kepemimpinan tersebut, umat Islam harus memiliki modal sumber daya manusia (SDM) yang menguasai seluruh ilmu pengetahuan dengan baik. “Harus ada modal SDM yang menguasai ilmu dan pengetahuan serta keunggulan yang relevan dan penguasaan ekonomi,” tutup Din.

Sementara itu, Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA) Masduki Ahmad, menyampaikan pesannya kepada wisudawan wisudawati agar jangan berpuas diri, harus terus belajar. “Selalu jaga nama baik kampus,” kata dia.

Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi As-Syafi’iyah sekaligus Senator DKI Jakarta Prof Dr Dailami Firdaus, menyampaikan terkait revolusi industri 4.0 yang sudah mulai memasuki seluruh wilayah dunia. Dan juga era dasrupsi yang memberikan dampak serta tantangan masa depan bagi Indonesia.

“Untuk itu, UIA memantapkan orientasi yang telah menjadi jati diri universitas dan para lulusannya yakni memadukan ilmu dan agama,” kata Dailami.

Lebih lanjut ia juga mengungkapkan rasa terima kasih atas kehadiran tamu-tamu terhormat, kepada President American University For Human Sciences USA, Dr Aziz Abdeen, Mofti of Al Azhar Institutes, Sameeh KA Hajjaj, dan Mantan Penasehat Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Dr Ridwan Rylands dan Senator asal Banten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement