Selasa 26 Feb 2019 16:45 WIB

Muhammadiyah Miliki Banyak Sumber Daya Auditor Halal

Sumber daya auditor halal Muhammadiyah tersebar di seluruh Indonesia.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Muhammadiyah
Foto: wikipedia
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Utama Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thoyyiban Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LPH-KHT Muhammadiyah), Nadratuzzaman Hosen menyebut ada beberapa alasan Muhammadiyah membentuk lembaga pemeriksa halal. Pertama, ia menuturkan bahwa Muhammadiyah memiliki banyak sumber daya auditor yang menyebar di seluruh Indonesia.

Ia menjelaskan, Muhammadiyah memiliki 173 kampus Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Menurutnya, Muhammadiyah bisa melatih semua kampus itu menjadi auditor. Universitas tersebut memiliki sumber daya dan auditor dalam pelatihan tentang produk halal dan bagaimana mendapatkan sertifikat halal. Sumber daya yang dimaksud termasuk dosen, alumni, maupun mahasiswa.

Kedua, banyak warga Muhammmadiyah yang membentuk UMKM dan demikian membutuhkan sertifikat halal. Menurutnya, Muhammadiyah akan membantu mereka agar bisa mendapatkan sertifikat halal dengan lebih mudah.

Lebih lanjut, Nadratuzzaman menuturkan sudah ada 9 kampus Muhammadiyah di Indonesia yang memiliki Halal Science Center. Lembaga ini bertugas melakukan kegiatan pengkajian tentang halal dan membantu memberikan edukasi dan pemberdayaan kepada UMKM agar mereka siap diaudit.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), salah satunya, memiliki Halal Center dan fasilitas laboratorium. Kemudian Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) juga memiliki laboratorium halal.

"Hampir semua kampus Muhammadiyah besar di Jawa memiliki lab yang halal yang bisa diakreditasi nantinya oleh BPJPH," ujarnya. 

Dalam hal ini, UMKM harus belajar dan memahami tentang produk halal. Karena itulah, ia mengatakan Halal Center berperan dalam membantu mengedukasi masyarakat dan para pelaku usaha. Tanpa dibantu oleh lembaga seperti di universitas, menurutnya, sulit bagi UMKM untuk bisa langsung mendapat sertifikat halal.

Sejauh ini, Nadratuzzaman menuturkan bahwa universitas Muhammadiyah sudah memberikan edukasi kepada pemilik usaha di sekitar kampus tentang produk halal dan dokumentasi apa saja yang harus disiapkan dalam persyaratan mendapat sertifikat halal. 

"Kami kampus sudah berusaha mengeduasi pemilik suaha seperti warung di sekitar kampus. Kampus Muhammadiyah juga bekerja dengan beberapa asosiasi UKM untuk memberikan penjelasan bagaimana jika disertifikasi nanti, apa yang harus diperhatikan dan disiapkan," lanjutnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement