REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terdapat dua bentuk kata malam versi Arab dalam Alquran. Kata malam tersebut bisa berupa lail atau menggunakan kata lailat (dengan ta marbuthah). Keduanya ternyata memiliki perbedaan yang signifikan.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, kata lail dalam Alquran merujuk pada waktu malam hari. Sedangkan kata lailat, merujuk pada sifat keistimewaan dalam sebuah malam.
Menurut sosok alumni Kulliyat Dakwah Islamiyah Tripoli Libya tersebut, kedua kata malam tersebut dalam Alquran perlu dimaknai secara tepat.
"Alquran menjelaskan kata malam dengan istilah yang berbeda. Kalau menemui kata lail, maka hal itu berarti merujuk pada waktu malam. Jika ditambah dengan ta marbuthah di belakangnya, lailat. Maka hal itu merujuk pada sifat keistimewaan di satu malam," kata Adi.
Ustaz kelahiran Pandeglang Banten itu kemudian menyontohkan kata lail pada surah al-Isra' ayat ke-79.
Dia membacakan potongan ayat "wa minal laili fatahajjad bihi." Artinya, "Dalam sebagian malam lakukanlah shalat tahajud." Kata lail tersebut berarti waktu malam.
Sedangkan kata lailat, salah satunya terdapat pada surah al-Qadr ayat 1. Adi membacakan "inna anzalnaahu fii lailatil qodri" yang artinya, "Sesungguhnya Kami menurunkan Alquran pada malam lailatul qadr."
“Kata lailat alam ayat tersebut bermakna adanya keistimewaan pada malam tersebut.
Adi menuturkan, lailatul qadr bukanlah malam biasa, sebagaimana malam-malam sebelumnya. Penjelasan tentang keistimewaannya terdapat pada ayat sesudahnya.
Malam lailatul qadr lebih baik dari seribu bulan. "Barang siapa melakukan ibadah pada malam itu, maka nilainya setara dengan beribadah selama seribu bulan," kata Adi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
