Senin 18 Feb 2019 12:42 WIB

Soal Pilpres, Begini Sikap JATMAN

JATMAN nyatakan netral, pilihan diserahkan nurani masing-masing.

 KH Wahfiudin Sakam
Foto: Dok Jatman
KH Wahfiudin Sakam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Usai Pengajian Akbar dan Istighatsah Kubra, Mudir Aam JATMAN menyampaikan sikap JATMAN menghadapi Pileg dan Pilpres yang akan berlangsung 17 April mendatang di kediaman pimpinan GP Ansor Kalibening, Suswanto Ahad kemarin (17/2).

Diawali dengan pernyataan bahwa kebangkitan Islam tidak akan bangkit kecuali tarekat dimunculkan. Karena ketiga rukun Agama; Iman, Islam dan Ihsan itu satu kesatuan.

“Pengamal tarekat jangan terlalu banyak baca medsos, harus banyak zikir dan doa. Kenapa? Karena yang baca medsos sudah terlalu banyak,” ucap Mudir Aam,  KH Wahfiudin Sakam dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (18/2).

Menurut Wakil Talqin Abah Anom, ulama tarekat sudah melihat bahwa menjelang Pilpres dan Pileg ini iblis dan setan betul betul bergentayangan. Menyebarkan dusta, benci dan permusuhan.

 

Dengan membaca medsos, masyarakat tidak tahu mana yang benar dan salah, maka pasti terbakar emosinya. “Kalau tidak ada yang doa dan zikir, siapa yang akan memadamkan api,” kata Kiai Wahfi.

Sesuai instruksi Rais Aam JATMAN, Habib Luthfi bahwa, “JATMAN nyatakan netral, pilihan diserahkan nurani masing-masing,” tegas Mudir Aam.

Kiai Wahfi mengajak untuk belajar dari pengalaman, “politik itu bisa berubah seketika, nanti kita kecewa. Pengalaman yang sudah kan begitu,” pungkas beliau.

Jadi zikir dan jangan lupa siapapun yang jadi presiden sudah ada di lauhul mahfudz. Percaya takdir. Ikhtiar harus, silahkan kampanye dan lakukan pendekatan tapi jangan sampai dengan itu semua mengobarkan dusta, benci dan permusuhan.

“Jangan sampai Pilpresnya selesai, tapi pecah,” ujar Mudir Aam.

Mudir Aam juga mengajak kepada seluruh Kader NU untuk merangkul semua golongan terutama yang muda, sebab yang muda itu masih dalam proses pencarian. Jadi perlu dibina dan diarahkan. Jangan bersikap keras kepada mereka yang bukan NU.

Beliau kembali mengingatkan bahwa, “JATMAN netral, semua aset bangsa perlu diasuh dan dirangkul,” terang Wakil Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat.

“Tidak boleh melibatkan emosi, begitu ghadab (marah) yang datang setan. Jangan menyebarkan dusta, kebencian dan fitnah, minta yang terbaik pada Allah SWT,” tutup beliau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement