Ahad 24 Feb 2019 12:12 WIB

DD Pendidikan Rancang Pendidikan di Wilayah Bencana

Bencana berdampak pada kualitas belajar mengajar.

CESA menggelar “Kajian Pendidikan di Wilayah Bencana” pada Jum’at 22 Februari 2019
Foto: Istimewa
CESA menggelar “Kajian Pendidikan di Wilayah Bencana” pada Jum’at 22 Februari 2019

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) melalui programnya, Center for Education Study and Advocacy (CESA), mengajak semua pemangku kepentingan untuk bergerak bersama dalam upaya “menyelamatkan” sektor pendidikan saat bencana terjadi.

"Target dari Kajian Pendidikan ini adalah merancang model pendidikan di wilayah bencana, mulai dari respon tanggap darurat, recovery dan mitigasi bencana sejak dini. Acara ini juga bertujuan untuk mengadvokasi konsep pendidikan di wilayah bencana agar dapat masuk dalam kurikulum pendidikan nasional" ujar Aza El Munadiyan, Managar Strategic Partnership DD Pendidikan, saat berbicara di “Kajian Pendidikan di Wilayah Bencana”, dalam siaran persnya yang diterima, Ahad (24/2).

Sederet pemateri yang kompeten di bidangnya hadir untuk berbagi pengetahuan. Pemateri tersebut  terdiri dari LIPI sebagai perwakilan unsur pemerintah, sedangkan dari NGO akan diwakili oleh MPBI (Masyarakat Peduli Bencana Indonesia) dan Dompet Dhuafa.

Nugroho Dwi Hatanto, Peneliti Geofisika Laut Pusat Penelitian Oseanografi LIPI optimis bahwa mitigasi bencana akan sukses jika ada sinergi antar para pemegang kepentingan. “Kita bisa bertukar pikiran, melupakan sekat-sekat dan memberikan informasi tentang literasi bencana,” ungkap Nugroho.

Sementara dari MBPI diwakili oleh Koordinator Advokasi dan Akuntabilitas serta Pengembangan Kapasitas Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia, Iskandar Leman. Iskandar  menyampaikan, “Bicara mitigasi berarti bicara tentang mengurangi dampak bencana. Sedangkan jika berbicara tentang pencegahan, itu artinya bagaimana kita mengelola bencana sedemkian rupa sehingga tingkat kekuatannya berkurang”.

Arif Haryono selaku General Manager Pendidikan Dompet Dhuafa menyampaikan bahwa bencana berdampak pada kualitas belajar mengajar. “Survey Dompet Dhuafa, 6 bulan setelah bencana masih banyak guru yang izin mengajar. Sedangkan para siswa sudah semangat lagi belajar, tetapi kecepatan mereka tidak ditopang dengan kesigapan kita dalam menyediakan tempat dan guru pengajar,” papar Arif.

Demikianlah, langkah strategis harus segera diambil untuk mempersiapkan bangsa ini dalam menghadapi bencana. Semoga forum kajian dan advokasi ini dapat menjadi langkah awal yang mampu menginspirasi banyak pihak untuk ambil bagian dalam upaya mitigasi bencana di tanah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement