Sabtu 23 Feb 2019 05:05 WIB

Bersyukur Mengikat Nikmat

Hidup akan lebih indah bila kita pandai bersyukur.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang yang mendirikan shalat termasuk orang yang bertakwa.
Foto: Antara/Rahmad
Orang-orang yang mendirikan shalat termasuk orang yang bertakwa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup akan lebih indah bila kita pandai bersyukur. Dalam surah Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman, "Sesungguh nya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Ustaz Abu Fida dalam kajian bertema 'Indah Dalam Syukur' di Masjid As Syifa RSCM, Jakarta Pusat, belum lama ini, mengatakan, ada beberapa keutamaan ber syukur. Pertama, bersyukur dapat meng ikat nikmat yang sudah ada dan memancing nikmat yang belum ada.

"Kita belum berdoa, tapi di hati sudah ke pikiran. Eh tiba-tiba Allah sudah berikan. Itu kalau kita pandai bersyukur," ujarnya di depan para peserta kajian yang terdiri dari orang tua pasien anak penderita cerebral palsy, down syndrome, hydrocephalus, dan lain nya, yang sedang menjalani terapi atau rawat jalan di Rumah Sakit Cipto Mangun kusumo (RSCM), Jakarta.

Ia menuturkan, bersyukur kepada Allah sangat penting karena itu tanda orang beriman. Mereka yang senantiasa bersyukur pun terhindar dari sifat som bong sebab selalu berserah diri kepada Allah. Keutamaan kedua, kata dia, rasa syukur merupakan jalan untuk menggapai ridha Allah. Berikutnya, bersyukur adalah temannya ibadah.

"Orang yang rajin bersyukur tidak mungkin jauh da lam ibadah, karena apa? Kalau kita berdoa setelah sholat, hal pertama yang harus kita lakukan, yakni bersyukur ke pada Allah," kata Ustaz Abu Fida.

Dia menganjurkan agar kita membiasakan bersyukur dulu terhadap sega la nikmat yang Allah berikan kepada kita dan keluarga kita dalam setiap doa. Se lanjutnya, doakanlah orang lain terlebih dulu baru berdoa untuk diri sendiri. "Ka lau ini terbalik, keseringan doa buat kita terus. Padahal, dengan kita mendoakan orang lain, malaikat akan mendoakan kita," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menyebutkan, keutamaan keempat, yaitu bersyukur merupakan sifat ahli surga. Contohnya, yakni firman Allah dalam surah AIi Imran ayat 134, "Orang-orang yang menafkahkan (har tanya), baik di waktu lapang maupun ketat dan orang-orang yang memegang amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah suka orang-orang yang ber buat kebaikan."

"Jadi, sesempit apa pun, kita diajar kan untuk bersedekah, berapa pun nilai nya. Bersedekah merupakan tanda ber syukur kepada Allah, walau sedang ke sulitan nanti Allah tambahkan nikmat. Dengan bersedekah Rp 5.000 bisa saja dapat Rp 5 juta atau Rp 50 juta di kemudian hari," ujar Ustaz Abu Fida.

Dia menegaskan, jangan merasa men jadi orang paling susah dan men derita. Faktanya, masih banyak orang lain yang lebih susah dibandingkan kita. Penderitaan yang dialami para sahabat Nabi SAW pun jauh lebih banyak. Namun, mereka tetap bersyukur kepada Allah. Kita harus tanamkan pada diri kita agar rajin mensyukuri nikmat-Nya.

"Kita pun harus bersyukur bahwa kita duduk di ma jelis ini masih bisa berkumpul, men dengarkan kalam Allah, hadis Rasul, di tengah kesibukan dan kesulitan kita. Mudah-mudahan pertanda, kita semua ahli surga," kata dia.

Ustaz Abu Fida berharap semua ja maah yang datang ke kajiannya bisa berniat dalam diri masing-masing untuk selalu bersyukur kepada Allah apa pun yang terjadi. Dia menambahkan, ujian di dunia tidak ada apa-apanya bila dibandingkan nikmat yang nanti Allah berikan sehingga terimalah setiap ujian dengan bersabar.

Pada kesempatan tersebut, Ustaz Abu Fida juga menyebutkan, tanda-tanda orang bersyukur. Di antaranya yakni mendirikan shalat sebab shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar. "Shalat itu wajib dalam keadaan apa pun. Orang terkena musibah pun wajib shalat karena orang yang boleh menunda shalat hanya lah orang tidur, tapi tidurnya nggak boleh disengaja. Pas bangun tidur langsung shalat," ujar dia.

Tanda selanjutnya, yakni lisan yang selalu berzikir kepada Allah. Berikutnya, tanda orang bersyukur adalah bersikap tawadhu. Pasalnya, orang yang bersyu kur tidak pernah bersikap sombong juga tidak pernah berburuk sangka kepada orang lain. Baginya, orang sombong di pasti kan tidak pernah bersukur kepada Allah. Padahal, dalam surah Lukman ayat 18, Allah telah berfirman, "Dan ja ngan lah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan jangan lah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak me nyukai orang-orang yang som bong lagi membanggakan diri."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement