Kamis 21 Feb 2019 21:56 WIB

Amien Rais Hingga Sohibul Iman Hadiri Munajat di Monas

Monas begitu ramai dan seluruh orang yang hadir hanyut dalam spiritualitasnya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
Shalat Maghrib Berjamaah. Sejumlah umat muslim melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di Monas, Jakarta, Kamis (21/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Shalat Maghrib Berjamaah. Sejumlah umat muslim melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di Monas, Jakarta, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Yan Harland yang sedang berada di Monas, Jakarta, Kamis (21/2) malam, mengatakan ada beberapa tokoh nasional yang datang ke agenda munajat yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta di Monas itu. Di antaranya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.

Selain Amien, yakni Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, dan Presiden PKS Sohibul Iman. Acara munajat tersebut berlangsung dengan kondusif dan tertib. Keadaan di Monas saat ini begitu ramai dan seluruh orang yang hadir hanyut dalam suasana spiritualitas.

Baca Juga

"Tertib, kondusif, ramai sekali dalam suasana spiritualitas yang tinggi," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (21/2).

Shalat Magrib berjamaah pun berjalan dengan khidmat. Ribuan pengurus MUI se-DKI Jakarta, pengurus masjid dan mushala dari seluruh DKI Jakarta, dan pimpinan majelis taklim terlihat khusyuk menjalankan shalat berjamaah. Setelah selesai shalat, KH Nasir Zein yang bertugas sebagai imam, mengajak seluruh jamaah membaca Yasin bersama, disusul zikir dan shalawat.

Suara ayat suci Alquran, disusul pembacaan zikir terdengar syahdu dan serempak. Setelahnya, jamaah diajak untuk berdoa bersama untuk keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia. Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar mengatakan kegiatan ini mengambil tema "Meningkatkan Peran Ulama untuk Memperkuat Ukhuwah Umat Dalam Bingkai NKRI". Kegiatan ini, kata KH Munahar diikuti oleh 50 ribu ulama, umara dan jamaah umat Islam di wilayah DKI Jakarta.

Munahar menjelaskan, senandung shalawat dan zikir adalah sarana yang tepat untuk membebaskan manusia dari egosentris. Mengingat esensi zikir adalah bagaimana menjadikan manusia semakin sadar akan hakekat kemanusiaan. "Dengan kegiatan ini, insya Allah akan menyadarkan umat untuk menghargai pentingnya rasa persatuan dan kesatuan," tambah dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement