Senin 18 Feb 2019 16:36 WIB

Materi Dakwah Sesuaikan dengan Situasi dan Kondisi

Kiai Satori menyarankan agar para penda’i dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Prof KH Ahmad Satori Ismail mengatakan, materi dalam kajian agama perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Jika berhadapan dengan kalangan pembisnis yang materialis, maka bahasan mengenai masalah spiritual perlu diberikan agar lebih seimbang.

Berbeda dengan masjid yang didominasi jamaah yang bekerja sebagai pedagang, maka perlu disampaikan materi mengenai kejujuran dan keberkahan dagang. Khutbah, atau kajian agama, kata Kiai Satori sejatinya bertujuan untuk menyerukan kebenaran, dan menjauhi kemaksiatan.

“Disesuaikan dengan siatuasi dan kondisi saja. Karena Khutbah itu bertujuan untuk amar makruf dan nahi mungkar,” kata Kiai Satori saat dihubungi Republika.co.id, Senin (18/2).

Namun, mengingat durasi ceramah atau khutbah yang tidak panjang, Kiai Satori menyarankan agar para penda’i dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Salah satunya dengan menyampaikan masalah-masalah pokok yang mendorong jamaah untuk mencari lagi mengenai topik tersebut.

“Tentunya yang disampaikan adalah masalah-masalah pokok yang mendorong audiens untuk mencari lagi, untuk memahami, bahkan untuk mendalami masalah yang disampaikan,” kata dia.

Terkait perkataan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengenai persentasi materi khutbah dan ceramah, Satori mengaku kurang setuju. Menurut dia, seharusnya ada keseimbangan antara bahasan mengenai agama dan kehidupan dunia. Meski begitu, Da’i, kata dia tetap perlu menyesuaikan situasi, kondisi dan kebutuhan jamaah.

“Seharusnya seimbang. Tapi tergantung dimana kita khutbah. Hanya saja karena mayoritas umat sudah terpengaruh dengan materialisme, maka masalah spiritual harusnya perlu diperkuat,” kata dia.

Sebelumnya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) meminta materi khutbah atau ceramah di masjid-masjid tidak hanya membicarakan persoalan ritual keagamaan. Ketua umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menyarankan, materi yang disampaikan kepada jamaah juga meliputi masalah-masalah ekonomi.

JK berpendapat, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah sehari-hari, tetapi juga sentra perbaikan kehidupan jamaah dan masyarakat di sekitarnya. Salah satu aspek yang mesti terus diperbaiki adalah peningkatan taraf ekonomi.

"Saya dulu  pernah membuat suatu edaran bahwa sebaiknya khotbah atau ceramah-ceramah itu 60 persen agama, 40 persen itu (membahas) masalah-masalah ekonomi, masalah keduniaan. Bagaimana berusaha lebih baik," kata JK saat dalam acara silaturahim pemuda dan remaja di Masjid Raya Baitul Izzah, Bengkulu, Bengkulu, Ahad (17/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement