Rabu 06 Feb 2019 21:24 WIB

TGB Ajak Umat Islam Hijrah Kebangsaan Demi Indonesia Maju

Persaudaraan dan persatuan harus terus terjaga dan tidak mengalami perpecahan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perselisihan yang mengemuka antara umat Islam di Indonesia harus segera dihentikan. Kecenderungan satu pihak mengklaim dialah aspirasi umat, dan menyatakan pihak yang lain bukan aspirasi umat, serta ditambah narasi dan penyebaran berita bohong, fitnah, serta hoaks berpotensi akan merusak persaudaraan dan kebangsaan.

Hal tersebut disampaikan mantan Gubernur NTB, H Muhammad Zainul Majdi, atau juga dikenal dengan nama, Tuan Guru Bajang (TGB) dalam kegiatan Rabu Hijrah bertema, "Hijrah Kebangsaan" yang berlangsung di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (6/2). Dia mengatakan, persaudaraan tersebut tak hanya sesama Muslim, tapi juga dalam konteks bangsa Indonesia.

Atas dasar itulah, hijrah kebangsaan perlu didengungkan dan disebarkan ke seluruh masyarakat, terutama kaum Muslim. Tujuannya agar aset kita yang tidak terlihat sebagai bangsa, yakni persaudaraan dan persatuan terus terjaga dan tidak mengalami perpecahan.

Acara yang dihadiri juga Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany dan mantan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi itu diikuti ratusan kaum Muslimin dan Muslimat dari berbagai wilayah di Banten dan Jabodetabek. Dalam sambutannya, Airin menyatakan dukungan atas gerakan yang mengutamakan persatuan dan kebersamaan dalam membangun Indonesia, ketimbang persaingan yang menjurus perpecahan antar umat Islam dan umat beragama lainnya dengan menyebarkan berita-berita hoaks, bohong, dan fitnah kepada pemerintahan saat ini.

"Saat ini, ruang publik dipenuhi berita bohong, fitnah, dan hoaks. Padahal kita semua tahu, pembangunan Indonesia tengah berada di arah yang benar untuk memberikan kemaslahatan bagi seluruh rakyatnya," ujarnya.

Airin mengatakan, rasa bersatu dan bersaudara sebagai bangsa lebih diperlukan untuk sama-sama membangun, ketimbang membaca atau mempercayai berita hoaks, serta mengumbar perselisihan antar umat beragama, terutama dalam Islam. "Dalam empat tahun, kita bisa mencapai titik ini karena semua bersatu sebagai bangsa," ujar TGB.

 

Oleh karenanya, tambah TGB, demi mewujudkan Indonesia maju, seluruh umat Islam sudah semestinya memberikan dukungan, sebagai bagian dari bangsa. Caranya dengan berlomba-lomba berbuat kebaikan dan berkomitmen pada kebenaran.

 

"Istilahnya, fastabiqul khairat. Contohnya, menolong sesama, menjadi contoh positif bagi orang lain, bersikap jujur, dan mendukung pemerintah yang jujur, adil, dan bijaksana. Jika mendengar atau membaca berita hoaks, maka langkah pertama yang harus dilakukan, adalah jangan langsung percaya dan tidak boleh dibiarkan. Kita harus hijrah, berkomitmen, dan mendorong keaktifan pada diri sendiri untuk menolak kebohongan dan berpihak pada kebenaran," lanjutnya.

 

Hijrah kebangsaan yang tengah disuarakan TGB ke berbagai pelosok Nusantara merupakan sebuah ajakan agar dalam membangun dan menyelesaikan masalah Indonesia harus dilakukan bersama-sama. Meski terdapat beda gagasan dalam mencari solusi, namun semangat yang diusung sesama Muslim adalah ta’aruf, saling mengisi dan saling belajar bersama. Terlebih, dalam pandangan TGB, antara agama dan kebangsaan merupakan kedua hal yang sama-sama baik sehingga tidak perlu dipertentangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement