Jumat 01 Feb 2019 00:07 WIB

Menag: NU Aktif dalam Pembangunan Bangsa

NU juga istiqamah menjalankan perjuangan bangsa yang diwariskan para ulama terdahulu.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Peringatan Harlah ke-39 NU di Masjid Raya Hasyim Asyari, Jakarta Barat, Kamis (31/1/2019) malam.
Foto: Republika/Wihdan
Peringatan Harlah ke-39 NU di Masjid Raya Hasyim Asyari, Jakarta Barat, Kamis (31/1/2019) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) selalu aktif dalam pembangunan bangsa. NU juga istiqamah menjalankan perjuangan bangsa yang diwariskan para ulama terdahulu.

Dalam perjalanannya, NU tidak dilepaskan dengan umat Islam. Toleransi, hidup berdampingan antar sesama dipegang teguh oleh NU hingga saat ini. Tujuanya yaitu demi persatuan bangsa.

"Oleh karena itu, ulama NU telah menetapkan landasan bersikap, bertindak yang tercermin  dalam perorangan dan organisasi," ujar Lukman dalam acara rangkaian Harlah NU ke-93, di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta Barat, Kamis (31/1) malam.

Paham Islam Ahulusunah wal Jamaah (Aswaja), kata Lukman, diterapkan oleh warga NU. Aswaja ini, menurut Lukman, merupakan ajaran yang ditanamkan oleh pendakwah pada masa Islam awal masuk ke Indonesia.

Mereka menghadirkan Islam sesuai dengan subtansi meskipun dalam bentuk yang berbeda. NU, lanjut Lukman, telah mengamalkan memperlihatkan Islam secara subtantif meskipun dengan amaliyah yang berbeda-beda.

"Bagi NU amaliyah ini bagian strategi budaya untuk memperkokoh ajaran Islam," kata Lukman.

Oleh karena itu istighasah dan tahlilan merupakan contoh persenyawaan antara agama dan budaya. Itu sebabnya Islam di Indonesia terlihat indah dan mempesona.

Itupula yang membuat NU berdiri kokoh hingga saat ini. Dalam pemahaman keagamaan, NU menghimpun tradisi teks dan nalar. Sehingga keagamaannya tidak hanya bersifat tekstual tapi juga kontekstual.

"Pemahaman kegamaan yang hanya tekstual dan tidak diimbangi pemahaman keagamaan maqosidus syariah hanya akan menampillan agama sebagai sesuatu yang jumud," tuturnya.

Kendati demikian, Lukman berpendapat, beragama juga tidak meninggalkan alquran dan hadis. Sebab jika hanya mengandalkan pemahaman maaqosidu syariah secara berlebihan, maka akan tercerabut dari akarnya.

Lukman menambahkan moderasi Islam perlu dihadirkan di era sekarang. Harapannya dengan moderasi tersebut dapat menghadirkan perdamaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement