Ahad 27 Jan 2019 05:58 WIB

Hujan Menyambut Kedatangan Muslimat NU di GBK

Dalam Islam saat hujan turun dikenal istilah ‘rahmat'.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa didampingi  Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU Yenny Wahid saat menghadiri acara doa bersama dan santunan anak yatim di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa didampingi Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU Yenny Wahid saat menghadiri acara doa bersama dan santunan anak yatim di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aini (24 tahun) asal Lumajang, Jawa Timur, duduk di pelataran pintu masuk Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, sambil memandang ke arah pelataran yang nampak basah diterpa hujan. Hujan itu menyambut kedatangan jamaah Muslimat NU yang hendak mengikuti Harlah ke-73 Muslimat NU di GBK.

Aini mengatakan, dalam Islam saat hujan turun dikenal istilah ‘rahmat'. “Alhamdulillah, baru pertama kali menginjak Jakarta, disambut hujan. Mudah-mudahan acaranya nanti semakin berkah,” kata mahasiswi Institut Syarifudin Lumajang itu kepada Republika, Ahad (27/1) dini hari. 

Sebagai seorang mahasiswi, dirinya mengaku menyempatkan diri untuk aktif berorganisasi di Muslimat NU. Untuk itu saat mendapatkan tawaran untuk mengikuti acara Maulidarrasul dan Harlah ke-73 Muslimat NU di Jakarta, dirinya langsung menyanggupi. Terlebih, sebagai umat NU nilai ukhuwah Islamiyah selalu ingin ia kedepankan. 

Dari Lumajang, Aini datang bersama rombongan dengan menggunakan bus sebanyak empat unit. Begitu sampai Jakarta, bus rombongan berhenti di Monas sejenak dan baru melanjutkan perjalanan ke GBK. 

“Jadi begitu sampai di GBK, istirahat sebentar dan kami langsung shalat tahajud berjamaah. Biarpun agak sedikit dingin di sini, tapi rasanya shalat berjamaah tadi nikmat banget,” kata Aini. 

Senada dengan Aini, salah seorang Muslimat NU dari Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Stevy (25), sangat menikmati shalat tahajud yang barusan dilakukannya. Dia menceritakan, meski badan terasa lelah usai perjalanan yang jauh dari Lumajang ke Jakarta, hal itu terbayar lunas dengan nuansa syahdu bersama para Muslimat NU lainnya dalam barisan shaf shalat. 

“Dari Lumajang Jumat (25/1) jam lima sore. Itu istirahat-istirahat sebentar di jalan, setelah itu jalan lagi. Baru sampai Jakarta pada Ahad pagi ini,” katanya. 

Selain dapat berkumpul bersama Muslimat NU dari beragam daerah, kedatangan Stevy diniatkan untuk bermuajahah dalam barisan ibadah untuk mendoakan kesejahteraan Indonesia dan umat Islam seluruhnya. 

Terlebih dengan adanya hujan, kata dia, segala rahmat diturunkan Allah dengan murah kasih. Dia berharap kedatangan Muslimat NU memberi nilai manfaat bagi dirinya pribadi dan umat Islam secara umum. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement