Sabtu 19 Jan 2019 05:35 WIB

Menyikapi Ujian Allah

Setiap manusia pernah mengalami ujian baik berskala besar maupun kecil.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Setiap manusia pernah mengalami ujian baik berskala besar maupun kecil. Berbagai macam respons dilakukan oleh mereka dalam menghadapi ujian tersebut. Ada yang sabar dengan dibarengi doa kepada Allah. Ada pula yang sedih dan tanpa mengingat Allah. Ustaz Fachrudin Nu'man dalam kajian "Hikmah di Balik Ujian" di Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, belum lama ini, mengatakan, kehidupan di dunia penuh dengan ujian. Allah menjadikan ujian sebagai frame kehidupan. "Siapa pun di dunia tak mungkin bisa lari dari ujian," ujar dia.

Oleh karena itu, setiap manusia harus me mi kirkan agar dapat selamat dari ujian tersebut. Karena itu, berusaha dan berdoa adalah cara yang dapat ditempuh guna menyelematkan diri dari ujian. Allah telah memberikan solusi-solusi agar umatnya selamat.

Ustaz Fachrudin menuturkan, Allah sangat menyayangi makhluk-Nya. Allah menginginkan setiap makhluk bahagia, selamat dari ujian dan masuk surga. Bahkan, Allah memaksa manusia agar bisa masuk surga."Terkadang kita memandang ujian terlalu sempit," kata dia.

Dia mencontohkan, banyak orang memandang bencana tsunami, banjir, atau gempa bumi hanya sekadar bencana. Padahal, di balik itu ada hikmah. Dan bencana tsunami, banjir, dan gempat bumi termasuk ujian dengan tingkat paling rendah.

Ustaz Fachrudin mengungkapkan tingkatantingkatan ujian. Menurut dia, ujian memiliki tiga tingkatan. Tingkatan ujian tertinggi adalah perintah dan larangan Allah. Di tingkatan ini tidak banyak manusia yang lulus dari ujian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement