Rabu 16 Jan 2019 23:40 WIB

DMI dan Pemuda Muhammadiyah Konkretkan Pemberdayaan Ekonomi

Hadirkan Isyef Point dan Warung Fastabiq di pusat-pusat aktivitas umat Islam.

Pertemuan Dewan Masjid Indonesia (DMI) dengan Pemuda Muhammadiyah berlangsung hangat di ISYEF Point yang terletak di kompleks Masjid Cut Meutia pada Selasa malam (15/1).
Foto: istimewa
Pertemuan Dewan Masjid Indonesia (DMI) dengan Pemuda Muhammadiyah berlangsung hangat di ISYEF Point yang terletak di kompleks Masjid Cut Meutia pada Selasa malam (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertemuan Dewan Masjid Indonesia (DMI) dengan Pemuda Muhammadiyah berlangsung hangat di ISYEF Point yang terletak di kompleks Masjid Cut Meutia pada Selasa malam (15/1). Plt Sekjend DMI Arief Rosyid beserta timnya berdiskusi panjang lebar dengan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto beserta jajarannya mengenai isu-isu keumatan dan kebangsaan. 

Pertemuan utamanya berbagi pengalaman tentang pemberdayaan ekonomi umat di kalangan anak muda. DMI memiliki program usaha Isyef Point yang terletak di halaman Masjid Cut Meutia, Menteng. Konsep usaha Isyef Point berupa coffee shop yang dimodifikasi dari kontainer bekas dimotori oleh anak-anak muda ISYEF dan remaja Masjid Cut Meutia. Sebagaimana diketahui ISYEF (Indonesian Islamic Youth Economic Forum) berisikan anak muda yang antuasias dalam membangun ekonomi umat Islam dan bangsa Indonesia.

Sedangkan, Pemuda Muhammadiyah memiliki Warung Fastabiq yang seperti biasa setelah sholat Jumat membagikan makanan matang bagi kaum kurang mampu di Gedung Dakwah Muhammadiyah,  Menteng. Warung Fastabiq ke depan bukan hanya untuk pembagian makanan matang tapi juga dijadikan miniatur bisnis kader Pemuda Muhammadiyah. Mekanismenya, selain hari Jumat, Warung Fastabiq akan berfungsi sebagai coffee atau food truck

photo
Warung Fastabiq ke depan bukan hanya untuk pembagian makanan matang, rencananya akan dijadikan miniatur bisnis berupa coffee atau food truck.

Pertemuan itu membuahkan kerjasama dan kolabarasi strategis bagi kedua belah pihak. "Pemuda DMI dan Pemuda Muhammadiyah bersepakat agar potensi pemuda dimanfaatkan untuk menjadi solusi terhadap persoalan keumatan dan kebangsaan, khususnya ketertinggalan kita di bidang ekonomi,” kata Arief Rosyid.  

 

Cak Nanto, sapaan akrab Sunanto, menambahkan, “Misalnya, selain warung kopi di masjid, kita juga bisa menghadirkan food truck di pusat-pusat aktivitas umat Islam. Selain itu tradisi di Pemuda Muhammadiyah berbagi makanan gratis kepada kaum dhuafa akan dilanjutkan dengan maksimal."

Menurut Cak Nanto, kerja sama ini menjadi sarana dalam upaya merajut ukhuwah Islamiyah yang saat ini sudah mulai terkoyak. "Juga mengawali kontribusi kami bersama terhadap masalah umat dan bangsa," ujarnya.  

Pertemuan Cak Nanto dengan Arief Rosyid tersebut merupakan lanjutan dari agenda pertemuan pada Selasa (15/1) dengan Ketua Harian DMI Syafruddin yang menerima kunjungan Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah. Pada kesempatan itu, Syafruddin menyinggung kemajuan Indonesia sebagai peradaban Islam yang sedang bersemi. "Peran organisasi Islam sangat sentral dalam proses peradaban Islam baru yang terjadi saat ini, untuk itu kita harus ikut berpartisipasi agar Islam semakin dihormati dan berperan positif bagi dunia," kata Syafruddin.

photo
ISYEF Point dimotori oleh anak-anak muda ISYEF dan remaja Masjid Cut Meutia untuk mendorong kebangkitan pemuda Islam.

Selain menyemangati Pemuda Muhammadiyah supaya siap menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0, Syafruddin juga menjelaskan program pemberdayaan ekonomi DMI yang digagas oleh remaja masjid. "DMI mendorong generasi muda untuk melakukan pemberdayaan ekonomi berbasis masjid. Mereka para pemuda yang memiliki jiwa entrepreneur tersebut kita kumpulkan dalam ISYEF," ujar Syafruddin yang juga menpan-RB ini. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement