Ahad 06 Jan 2019 20:41 WIB

Mumpung Masih Diberi Waktu

Betapa banyak kita melakukan dosa dan khilaf.

ilustrasi merenungi waktu dan dosa
Foto:

Sayangnya, waktu itu tidak akan bisa berulang. Tidak akan bisa diperbaiki. Dia telah berlalu sekali itu saja. Terlebih manakala kita belum sempat bertobat bermohon ampun kehadirat-Nya. Maka, kembali lagi kita harus membaca firman Allah SWT yang bersumpah demi masa jikalau sungguh manusia dalam kerugian.

Di dalam QS az-Zumar ayat 15 Allah SWT mengatakan, kerugian yang sebenar nya. "Katakanlah, sesungguhnya orangorang yang rugi ialah orang-orang yang merugi kan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata."

Ditukil dari sebuah tulisan menyegarkan dari Syekh Abdul Bari ast-Tsubaiti berjudul "Kerugian Hakiki", maksud dari ayat itu adalah kerugian yang menyebabkan penyesalan kekal. Kerugian itu ditimbulkan ke tika manusia ditimbang dengan timbangan seadil-adilnya. Saat amal buruk manusia lebih berat ketimbang amal buruknya.

Mau tidak mau, sudah saatnya kita meng hentikan kebiasaan buruk dengan hanya menyesal. Kalimat Ebiet G Ade da lam sebuah lagu harus menjadi sarana in trospeksi. "Mumpung kita masih diberi waktu." Allah SWT masih memberi kita umur. Dapat merasakan napas dari oksi gen pemberian-Nya. Masih diberikan re zeki berupa pekerjaan, istri, dan anak. Masih diberi kesehatan untuk shalat.

Mumpung masih ada waktu, kita ma sih bisa bertaubat dan memohon ampun atas kealpaan sepanjang tahun lalu. Mum pung ada waktu, kita bisa berencana un tuk mempersembahkan amal-amal terbaik pada tahun ini. Hingga kita disampaikan kepada tahun berikutnya kelak.

Tidakkah Allah SWT memberi pengecualian terhadap orang-orang beriman dan beramal saleh. Mereka tidak mengalami ke rugian karena waktu. Dua kata sejoli yang menjadi hubungan sebabakibat. Seorang beriman dengan benar harus dijawantah kan dengan amal yang saleh. Apalah manfaat iman tanpa amal.

Dua jenis orang lainnya juga menjadi manusia-manusia yang dikecualikan dari kerugian. Mereka adalah orang yang saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran. Bukan hanya bagi para dai dan mubaligh, kita pun bisa menjadi bagian kecil dari itu. Semampu kita. Wallahu a'lam.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement