Jumat 23 Nov 2018 19:26 WIB

Wapres JK Tugaskan Kemenag Hitung Jumlah Masjid di Indonesia

Tugas menghitung jumlah masjid itu harus diselesaikan dalam waktu enam bulan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Wapres Jusuf Kalla yg juga sebagai Ketua Umun Dewan Masjid Indonesia (DMI) didamping Menko PMK Puan Maharani dan Menpan RB yg juga sebagai Wakil Ketua Umum DMI Syafrudin saat menghadiri Rapat Kerja Nasional DMI di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Foto: Tim Media Wapres
Wapres Jusuf Kalla yg juga sebagai Ketua Umun Dewan Masjid Indonesia (DMI) didamping Menko PMK Puan Maharani dan Menpan RB yg juga sebagai Wakil Ketua Umum DMI Syafrudin saat menghadiri Rapat Kerja Nasional DMI di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (23/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menugaskan Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam untuk menghitung jumlah masjid di Indonesia. Tugas menghitung jumlah masjid itu harus diselesaikan dalam waktu enam bulan.

Selaku Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla menilai belum ada kepastian data mengenai jumlah masjid di Indonesia. "Yang paling kurang diurus oleh Menteri Agama itu urusan masjid, jadi Dirjen Masyarakat Islam ini enak tidak banyak urusannya kan, dakwah juga tidak, hitung masjid juga tidak, urusan haji diurus Dirjen Haji. Jadi tugas you selama enam bulan kasih kita jumlah (masjid) yang sebenarnya," ujar Jusuf Kalla ketika membuka Rakernas DMI di Istana Wakil Presiden, Jumat (23/11).

Baca Juga

Tak hanya itu, Jusuf Kalla juga meminta ketua DMI di masing-masing daerah membuat pemetaan masjid agar memudahkan masyarakat. Melalui pemetaan tersebut akan tampak jumlah masjid, program masjid, dan penceramah yang memberikan khotbah. "Di situ jumlah masjid, Kiai di mana, programnya apa, masjidnya apa, semua dapat diakses," kata Jusuf Kalla.

Dalam pidatonya, Jusuf Kalla kembali mengingatkan bahwa pengurus DMI pusat dan pengurus DMI daerah dapat bersinergi untuk menjalankan misi utama yakni memakmurkan masjid, dan dimakmurkan masjid. Menurut Jusuf Kalla, masjid dikatakan makmur jika banyak orang datang ke masjid. Jusuf Kalla bersyukur saat ini banyak orang yang berbondong-bondong menuju masjid untuk beribadah.

Selain masjid yang dimakmurkan yakni, masjid memiliki fungsi untuk menjalankan program kegiatan kemasyarakatan. Misalnya saja melalui program pendidikan, kesehatan, dan dakwah. "Dimakmurkannya (masjid) kalau program kita jalan, program pendidikan, program dakwahnya jalan, program kesehatan jalan, semua bisa (jalan) kalau kita bekerja sama," kata Jusuf Kalla. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement