Jumat 02 Nov 2018 16:41 WIB

Butuh kreativitas untuk Mengajak Pemuda Aktif di Masjid

Masjid bisa menjadi tempat untuk dimanfaatkan pemuda untuk mengembangkan kreativitas.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Masjid
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Masjid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Zaman telah berubah. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat. Kemajuan tersebut memaksa manusia beradaptasi dengan perkembangan tersebut, khususnya para pemudanya agar tidak ketinggalan zaman.

Begitu juga dengan pemuda Muslim. Mereka harus menyiapkan diri menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut agar mampu bersaing dengan masyarakat lainnya di dunia.

Masjid bisa menjadi tempat untuk dimanfaatkan pemuda Muslim untuk mengembangkan kreativitasnya. Ketua Bidang Pemuda Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (DMI), Arief Rosyid, mengatakan, belum banyak pemuda Muslim yang mau terlibat aktif untuk memakmurkan masjid.

Kondisi ini dinilai menjadi sebuah pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. Dia pun mengaku sedang mendorong masjid menjadi tempat pemuda berkreativitas. Selama ini DMI terus melakukan upaya mengembalikan fungsi masjid kepada fitrahnya yaitu tidak ha nya sekadar tempat ibadah.

Namun, masjid juga dijadikan tempat pusat gerakan ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. "Pada hal, harusnya fungsi sosial dan lain-lain. Harusnya masjid men jadi solusi dari persoalan itu, yang kita lakukan bagaimana mengaktivasi fungsifungsi masjid yang lain, misalnya, mendorong ada nya kegiatan ekonomi masjid," ujar Arief belum lama ini.

Untuk itu, dia mengaku butuh kreativitas untuk merangsang pemuda terlibat aktif pada kegiatan masjid. Menurut dia, butuh program yang lebih berwarna. Mereka bisa difasilitasi untuk menjadi pengusaha sehingga tak hanya mengurusi persoalan per ibadahan.

Tak hanya itu, Arief menjelaskan, masjid juga butuh spot atau area bersantai agar kaum muda tak jenuh di masjid. Termasuk mengadakan festival. Cara-cara seperti itu, kata Arief, dapat menarik minat pemuda karena sesuai dengan kebutuhan generasi milenial.

Arief juga berharap pemuda mampu mengambil alih pengelolaan masjid-masjid di Indonesia. Menurut dia, kendali tersebut masih dikuasi oleh kaum tua. Menurut dia, hal tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu pemuda sendiri tidak mempunyai percaya diri yang kuat.

Kemudian, orang tua kurang memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berkegiatan di masjid. "Sebenarnya ini saling menunggu, satu sisi orang tua ini ingin memberikan kesempatan, tapi anak-anak gak ada. Sisi lain te mantemannya kurang percaya diri," ujar nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement