Rabu 31 Oct 2018 05:30 WIB

Mencium Kepala Abdullah bin Hudzafah

Abdullah bin Hudzafah dikenal sebagai pejuang dan penegak panji Islam.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto: saharamet.org
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdullah bin Hudzafah dikenal sebagai pejuang dan penegak panji Islam. Dia tak segan berhadapan dengan penguasa di negeri seberang, seperti Raja Persia Khusraw Parvez dan Kaisar Bizantium Heraclius.

Kisah perjumpaannya dengan Khusraw Parvez dimulai pada tahun keenam hijrah. Saat itu, Nabi memutuskan untuk mengirim beberapa sahabatnya dengan surat kepada penguasa di luar semenanjung Arab untuk mengundang mereka memeluk Islam.

Utusan Rasul pergi ke negeri yang sebelumnya tidak memiliki kesepakatan atau perjanjian. Mereka pun tidak tahu bahasa di negara tersebut, termasuk aturan untuk bertemu penguasa mereka.

Misi ini tentu berbahaya karena mengundang penguasa dan mengajak mereka meninggalkan kekuatan serta kemuliaan dan kemudian menghamba pada Allah. Untuk rencana ini, Nabi memanggil teman-temannya bersama dan berbicara kepada mereka. Mereka pun langsung menyetujui permintaan Rasul.

Nabi menugaskan enam Sahabatnya untuk membawa surat-suratnya kepada penguasa Arab dan negara asing. Satu dari mereka adalah Abdullah bin Hudzafah. Dia dipilih untuk mengirim surat Nabi kepada penguasa negeri seberang, seperti Khusraw Parvez, raja Persia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement