Selasa 30 Oct 2018 23:12 WIB

Berdakwah di Negeri K-Pop

Pengajian di Anseong ini dihadiri oleh 200 jamaah yang semuanya laki-laki.

Ustaz Khumaini bersama jamaah Masjid Nurul Hidayah, Anseong,
Foto: Dok Ustaz Khumaini Rosadi
Ustaz Khumaini bersama jamaah Masjid Nurul Hidayah, Anseong,

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I )*

Kedinginan. Itu kesan saya sampai di korea pada Ahad (28/10) kemarin. Setelah melalui Imigrasi dan keluar bandara, saya sudah disambut hangat oleh teman-teman PCINU Korea Selatan, Ansor, dan Banser.

Keluar bandara, saya singgah sebentar ke markas besar PCINU Korea Selatan di Namdong-Gu Nohyon-Dong, Inchoen yang bersebelahan dengan masjid al-Mujahidin. Seperti kebiasaan warga Nahdliyyin, sebelum ramah tamah diawali dengan doa dan saya langsung memimpin tahlil sekaligus doanya.

Setelah ramah tamah, pukul 10.30 waktu lokal, saya langsung melanjutkan perjalanan dakwah ke Anseong, dikawal Banser dan Ansor untuk mengisi pengajian dengan tema “Dari masjid tumbuhkan cinta bangsa dan agama” pada milad ke-9 berdirinya masjid Nurul Hidayah, Anseong.

Pengajian ini dimeriahkan juga oleh grup shalawat Syubbanul Waton. Grup shalawat ini merupakan gabungan dari berbagai grup shalawat yang ada di Korea Selatan.

Suasana pengajian sangat ramai dan asyik sekali. Terhibur dengan lantunan shalawat yang digemakan oleh grup shalawat Syubbanul Waton Korea Selatan.

Iramanya merdu dan lagunya berbeda dengan nada vocal yang biasa terdengar, inovatif dan kreatif. Dilakukan juga pemotongan tumpeng sebagai tanda milad masjid nurul Hidayah yang ke-9.

"Diharapkan dengan pengajian ini, dapat mempererat tali persaudaraan sesama warga Indonesia, tetap istiqomah dalam kebaikan, menjaga persahabatan, dan selalu berdoa agar tetap diberikan perlindungan oleh Allah SWT dalam keselamatan kerja," ungkap Kang Dedi selaku takmir dalam sambutannya.

Berbeda dengan di Hongkong yang jamaah pengajiannya kebanyakan perempuan. Pengajian di Anseong ini dihadiri oleh 200 jamaah yang semuanya laki-laki, mereka datang jauh-jauh dari berbagai kota yang ada di korea selatan.

"Tetapi semangat silaturahim dan mengajinya begitu besar, disamping bisa melepas kangen dengan teman-teman. Semoga setiap putaran roda mobilnya menjadi amal ibadah,"ungkap Abdullah Faqih, Sekjen PCINU Korea Selatan.

Kegiatan ini diadakan disamping sebagai syukuran masjid yang ke-9, ternyata dapat mengumpulkan teman-teman se-Indonesia yang ada di Korea.

Apalagi acara ini digelar tepat dengan hari sumpah pemuda. Yang mengingatkan akan semangat dan perjuangan anak-anak muda pada 90 tahun yang lalu untuk mewujudkan persatuan. Satu tanah air, satu bangsa, dan satu Bahasa.

Musim saat ini di Korea, adalah musim gugur. Banyak daun-daun sudah mulai menguning dan berubah warna, terlihat indah, lalu akhirnya akan rontok dengan Suhu dingin yang sudah mencapai nol derajat di sini.

Meskipun di luar sangat dingin, tetapi tidak membekukan semangat diaspora untuk ikut mengaji, menghadiri dan meramaikan suasana pengajian. Jamaah pengajian terdiri dari PMI (pekerja migran Indonesia), mahasiswa, dan diplomat yang juga sekaligus mengenalkan tentang tatacara pemilihan umum presiden di luar negeri.

Semoga tetap terjaga persatuan dan kebersamaan Indonesia, meskipun berada di korea. Salah satu medianya adalah dengan rajin menghadiri majlis taklim, sholat berjamaah, dan acara-acara berkumpul orang Indonesia dalam kebaikan.

* Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (TIDIM) JATMAN (Jam’iyyah Ahli Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement