Selasa 23 Oct 2018 21:26 WIB

Madrasah di Sulteng Butuh 330 Tenda Darurat

Kegiatan belajar dan mengajar di madrasah belum berjalan sebagaimana mestinya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
tenda sekolah darurat/ilustrasi
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
tenda sekolah darurat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah madrasah seperti Raudatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) terdampak bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Sampai saat ini kegiatan belajar dan mengajar di madrasah belum dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah, Moh Faozi mengatakan, pihaknya mau menjalankan kegiatan belajar dan mengajar, tapi belum ada tenda untuk tempatnya. Jadi kegiatan belajar dan mengajar belum berjalan sebagaimana mestinya.

Ia menyampaikan, di tiga kabupaten dan satu kota yang terdampak bencana, ada sekitar 600 ruangan madrasah negeri dan swasta yang membutuhkan tenda darurat. "Jadi kalau satu tenda bisa dijadikan dua ruangan, maka sekitar 330 tenda yang dibutuhkan untuk madrasah," kata Faozi kepada Republika.co.id, Selasa (23/10).

Ia menyampaikan, pihaknya baru mendapat lima buah tenda darurat dari United Nations Children's Fund (Unicef). Bantuan pemerintah dan Unicef masih fokus ke sekolah umum. Sementara, madrasah belum semuanya tersentuh bantuan pemerintah dan Unicef.

 

Ia mengungkapkan, madrasah jangan dipandang sebelah mata, seakan-akan bencana hanya menimpa sekolah umum tapi tidak menimpa madrasah. Oleh karena itu, Faozi berharap ada donatur dari lembaga manapun yang bisa membantu memberikan tenda untuk kegiatan belajar dan mengajar di madrasah.

Ia mengatakan, informasinya akan ada bantuan 100 tenda dari Kementerian Agama. Rencananya sebanyak 25 tenda untuk IAIN dan 75 tenda untuk madrasah. Tapi jumlah tersebut masih belum bisa menutupi kebutuhan. "Madrasah negeri tidak banyak jumlahnya, tapi madrasah swasta banyak sekali yang terdampak bencana, yang kasihan madrasah swasta," ujarnya.

Kepala Biro Umum Kementerian Agama, Syafrizal Sofyan menyampaikan, di Kabupaten Donggala sebanyak 12 RA, 19 MI, 26 MTs dan 18 MA yang terdampak bencana. Di Kota Palu sebanyak 15 RA, 20 MI, 24 MTs dan 11 MA yang terdampak bencana.

"Di Kabupaten Sigi sebanyak empat RA, 13 MI, 29 MTs dan 15 MA yang terdampak bencana, di Kabupaten Parigi Moutong sebanyak delapan RA, 39 MI, 46 MTs dan 27 MA terdampak bencana," jelasnya.

Syafrizal menyampaikan, tercatat sebanyak 10.085 siswa madrasah mengungsi, 34 siswa meninggal dunia, dua siswa meninggal dunia, 24 siswa luka berat dan enam siswa rawat inap. Selain itu tercatat 1.437 guru madrasah mengungsi, 10 guru meninggal dunia dan satu guru luka berat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement