Rabu 10 Oct 2018 17:26 WIB

Warga Batam Gelar Istighatsah Doakan Korban Bencana

Doa bersama itu merupakan bentuk kebersamaan sebangsa se-Tanah Air.

Kerusakan akibat gempa dan tsunami di Wani, Donggala, Sulawesi Barat, Selasa (9/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kerusakan akibat gempa dan tsunami di Wani, Donggala, Sulawesi Barat, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Warga Kota Batam, Kepulauan Riau menggelar istighatsah, mendoakan keselamatan dan kekuatan bagi korban bencana di Palu, Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah serta Sumbawa dan Lombok di Nusa Tenggara Barat.

Ratusan warga, antara lain dari unsur aparatur sipil negara di lingkungan Pemkot Batam, TNI, Polri, pelajar dan mahasiswa mengikuti istighatsah yang dipimpin Ustaz Asep Ahmad Rabbani di Masjid Agung Batam, Rabu (10/10).

Selain istighatsah oleh Muslim, doa bersama untuk korban bencana juga diikuti umat katolik di Gereja Katolik Santo Damian Bengkong, umat kristiani di Graha Immanuel, umat Budha di Vihara Duta Maitreya, dan umat Hindu di Pura Agung Amerta Bhuana.

Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto mengatakan doa bersama yang diikuti ratusan masyarakat itu merupakan bentuk kebersamaan sebangsa se-Tanah Air.

"Kita wajib mendoakan saudara-saudara kita di sana. Semoga saudara kita diberi kekuatan, kesabaran dan bagi mereka yang meninggal masuk surga dan apa yang kita lakukan menjadi amal ibadah bagi kita," katanya.

Senada dengan Nuryanto, Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyebutkan doa bersama itu merupakan wujud kebersamaan antara masyarakat di Batam dengan korban bencana di Sulteng dan NTB. Pemkot Batam juga sudah mengerahkan penggalangan dana untuk korban gempa di Lombok. Tim Pemkot berhasil mengumpulkan Rp 722 juta dana dari masyarakat kota.

"Untuk korban Palu kita sudah melakukan aksi penggalangan dana, dan kemarin sudah ada dua pihak yang menyerahkan langsung bantuannya ke Pemkot Batam, masing-masing Rp 150 juta. Semoga apa yang kita lakukan dapat meringankan beban saudara kita di sana," kata dia.

Komandan Kodim 0316/Batam, Letkol Romel Jangga Wardhana mengemukakan kegiatan itu diharapkan dapat meringankan beban dan mengurangi duka korban bencana di Lombok, Palu dan Donggala. "Mengirimkan doa bisa kita lakukan kapan dan di mana saja tidak harus berpusat di satu titik. Tapi semoga doa yang kita panjatkan diijabah oleh Allah SWT sehingga rekan, sahabat, orang tua yang sedang mengalami duka bencana bisa tabah dan bangkit kembali untuk menata hidup yang baru," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement