Selasa 11 Sep 2018 19:57 WIB

Tahun Baru Hijriyah, MUI Padang Ajak Umat Islam Instrospeksi

Jadikan Tahun Baru Islam ini sebagai momentum muhasabah bagi umat Islam.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Peserta mengikuti pawai menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriah (ilustrasi)
Foto: Antara/Rahmad
Peserta mengikuti pawai menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang mengajak umat Muslim untuk bermuhasabah memasuki tahun baru 1440 Hijriah ini. Ketua MUI Kota Padang, Duski Samad, memandang bahwa momentum Tahun Baru Hijriah perlu dijadikan ajang instrospeksi karena perilaku manusia yang kini seolah kembali ke zaman jahiliah.

Menurutnya, tindak kemaksiatan yang semakin marak harus menjadi pelajaran bagi orang tua dalam mendidik anaknya. "Jadikan Tahun Baru Islam ini sebagai momentum muhasabah bagi umat Islam. Yang dilakukan adalah mengembalikan eksistensi diri ke jalan yang benar," jelas Duski, Selasa (11/9).

Baca Juga

Menurutnya, kondisi tersebut terjadi akibat manusia yang tidak mampu memilah kebaikan dalam era modernisasi. "Awalnya jahiliah, kemudian sudah cerdas, Islamiyah dan modern. Kini kembali lagi berperilaku jahiliyah. Jahiliyah modern namanya," ujarnya.

Dia menyebut, hal yang perlu dilakukan adalah upaya pendidikan yang berjenjang. Yakni dari tingkat keluarga, lembaga pendidikan dan negara. "Ketika pemimpin merepresentasikan keserakahan, maka masyarakat akan lebih serakah lagi. Makanya pemimpin yang harus memberikan contoh yang baik," katanya.

 

Selanjutnya, langkah muhasabah lainnya yakni bagaimana masyarakat melihat dan berfikir, bahwa aturan kehidupan yang memberikan aturan Islam yang baik. "Kini kan semua jadi terbalik. Kalau pemimpin, yang pimpin dan berikan yang terbaik untuk yang dipimpin," ujarnya.

Terkait masuknya tahun politik, dia mengatakan, sama saja dengan tahun-tahun biasa. Untuk itu, menurutnya, yang perlu diperhatikan masyarakat adalah menentukan pilihan dengan hati nurani.

"Tentukan dengan hati. Siapa yang dipilih itu benar-benar menjadikan politik sebagai pencari kekuasaan untuk kemaslahatan dan kebaikan. Kalau tidak akan terjadi bencana," jelas Duski. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement