Senin 30 Jul 2018 12:26 WIB

Kurban, Usaha Mendekatkan Diri pada Allah

Menyembelih hewan kurban bisa berupa sapi, kerbau, kambing, atau domba.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Ustaz Heri Hariadi, Lc.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Ustaz Heri Hariadi, Lc.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Agustus tahun ini adalah bulan istimewa, bukan hanya karena Hari Kemerdekaan RI, namun juga Hari Raya Idul Adha bagi umat Muslim di Indonesia dan dunia. Muslim di berbagai daerah menyembelih hewan kurban, baik itu sapi, kerbau, kambing, atau domba.

Ustaz Heri Hariadi, Lc dalam Kajian Cinta Keluarga dengan tema 'Kurban Bukti Cinta Allah dan Sesama' di Masjid An-Nur, Denpasar beberapa waktu lalu mengatakan kurban adalan usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mengapa kurban itu penting? Berikut empat manfaat kurban dalam Islam.

1. Saksi amal di hadapan Allah

Allah mengganjar kurban dengan pahala berlipat ganda. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah. Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR Ibnumajah No. 3117)

2. Napaktilas perjalanan Nabi Ibrahim

Ada kesambungan sejarah dari Nabi Ibrahim sampai manusia saat ini. Ada syariat-syariat terdahulu yang dilakukan di zaman sekarang. Ini membuktikan semua agama datangnya dari Allah. Allah menyempurnakan Islam terdahulu dan beberapa syariatnya di zaman Nabi Muhammad SAW dan diamalkan sampai hari ini.

Peristiwa besar yang terjadi di zaman Nabi Ibrahim adalah ketika beliau diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Ismail.

"Dalam kisah-kisah para nabi, setiap manusia yang sangat mencintai sesuatu atau seseorang, maka dia akan diberi ujian oleh Allah, berupa keterpisahan, dan sebagainya," kata Ustaz Heri.

Nabi Yaqub sangat mencintai putranya Yusuf. Demikian juga Nabi Ibrahim kepada Ismail. Namun, kecintaan seseorang kepada ciptaan Allah tidak boleh melebihi kecintaan mereka kepada Allah. Oleh sebabnya Ismail ikhlas dirinya dikurbankan. Allah pun mengganti Ismail dengan hewan ternak.

3. Belajar ikhlas

Ikhlas bukan teori, namun dipraktikkan. Kurban menuntut seseorang ikhlas untuk mengeluarkan sebagian materi untuk membeli hewan ternak. Pada zaman dahulu, ikhlas ditunjukkan kerelaan Nabi Ibrahim mengorbankan putranya, Ismail.

Allah SWT berfirman dalam QS Al An Am 161-163, yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.’ (QS. 6:161) Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, (QS. 6:162) tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).’ (QS. 6:163)."

4. Peduli sesama

Sepertiga dari hewan yang dikurbankan bisa diperuntukkan untuk orang yang berkurban, sementara sepertiga lain disedekahkan, dan sepertiga berikutnya dapat disimpan. Sembelihan bukan sekadar sembelihan. Dalam Islam, kurban harus berdampak sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement