Ahad 08 Jul 2018 00:57 WIB

Peserta: Metode 30 Menit Lancar Baca Alquran Mudah Dipahami

Ustaz Farid mengelompokkan huruf sesuai latinnya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Kegiatan 30 Menit Lancar Baca Alquran di Gedung Harian Republika.
Foto: Republika/ Inas Widyanuratikah
Kegiatan 30 Menit Lancar Baca Alquran di Gedung Harian Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta belajar “30 Menit Lancar Baca Alquran” menilai metode yang digunakan untuk belajar membaca Alquran mudah dipahami. “Ini mudah dipahami, bagus,” kata peserta yang tinggal di Cilandak Marinir, Jakarta Selatan, Eky Pujiastuti, Sabtu (7/7).

Ia mengatakan sudah lama ingin mengikuti kegiatan belajar membaca Alquran. Sayangnya, sejumlah informasi yang ia dapatkan menyebut kegiatan belajar membaca Alquran cukup mahal.

Kemudian, salah satu temannya menginformasikan adanya kegiatan belajar membaca Alquran di Republika dengan biaya cukup terjangkau. Eky mengatakan langsung tertarik menjadi peserta kegiatan itu dan mendaftarkan diri.

“Alhamdulillah, saya sudah lama ingin belajar membaca Alquran,” ujar dia.

Eky yang merupakan seorang mualaf, selama ini mencoba belajar membaca huruf hijaiyah dari buku Iqra. Namun, menurut dia, ternyata belajar Iqra tidak semudah yang diungkapkan orang-orang yang mengusulkan.

“Saya niat mohon ke Allah, bisa ngikutin. Padahal di rumah diajari anak, tapi susah,” kata dia.

Eky mengatakan ada perbedaan cara belajarnya selama ini dengan metode yang digunakan Ustaz Achmad Farid Hasan dalam kegiatan “30 Menit Lancar Baca Alquran". Selama ini, Eky belajar mengenal huruf hijaiyah dengan membaca namanya, tetapi metode Ustaz Farid cukup mengelompokkan huruf sesuai latinnya. Ia berharap Republika rutin pengadakan pengajian-pengajian serupa untuk belajar menguasai huruf Alquran.

Peserta yang tinggal di Depok, Jawa Barat Chairun El Nusa menilai cara mengajar dan menyampaikan metode “30 Menit Lancar Baca Alquran” oleh Ustaz Farid sangat bagus.

“Mudah mengerti dari pengajaran itu,” ujar dia.

Chairun mengatakan dahulu pernah belajar bahasa Arab di pengajian-pengajian. Namun, metode yang diajarkan Ustaz Farid lebih mudah dikuasai.

“Dulu pas dari SMA saya baca-baca sendiri. Saya ingin mamastikan lagi bacaan saya sesuai nggak,” kata dia.

Chairun tertarik menjalin silaturahim lebih lanjut dengan Ustaz Farid untuk memastikan bacaannya sudah sesuai ketentuan. Ia juga berharap Republika menggelar kegiatan serupa pada kesempatan lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement