Rabu 04 Jul 2018 21:00 WIB

JK: Muhammadiyah dan NU Harus Saling Melengkapi

Kemajuan ekonomi umat dapat dicapai dengan semangat wirausaha.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Diskusi terbuka Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah (ilustrasi)
Foto: ROL/Abdul Kodir
Diskusi terbuka Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) mendorong Muhammadiyah meningkatkan kemajuan ekonomi umat melalui kewirausahaan. Menurutnya, organisasi Islam terbesar seperti Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran besar dalam memajukan ekonomi umat.

"Salah satu yang belum berkembang ialah enterpreneurship umat, maka gerakan ini penting dan organisasi (Muhammadiyah dan NU) tentu yang paling besar punya peran," ujar JK di Kantor PP Muhammadiyah, Rabu (4/7).

JK menilai, Muhammadiyah dan NU merupakan organisasi Islam yang memiliki pergerakan berbeda dan saling melengkapi. Oleh karena itu, ia berharap kedua organisasi besar Islam ini saling mengisi untuk mencapai tujuan yang sama.

"Banyak pesantren NU yang punya beda-beda kiai sama kayak franchise, tapi kalau Muhammadiyah holding company. Apa beda franchise dan holding? Kalau berdiri sendiri enterpreneurhsip-nya menonjol, tapi kalau holding company yang menonjol manajerialnya," kata JK.

 

photo
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla

Kemajuan ekonomi umat dapat dicapai dengan semangat wirausaha. JK menilai, ilmu tentang wirausaha dapat diperoleh, sementara semangat wirausaha harus didorong. Oleh karena itu, Muhammadiyah dan NU harus bersinergi memajukan semangat wirausaha umat.

"Tak ada orang yang bisa begitu banyak mengelola universitas, rumah sakit, panti asuhan yang bisa dikelola secara nasional, karena itu saya bilang bagaimana Muhammadiyah dan NU harus saling melengkapi," ujarnya.

Di sisi lain, partai-partai politik Islam sudah semakin matang. JK mengatakan, partai politik Islam saat ini sudah mulai berkoalisi dengan partai nasional. Bahkan ideologi partai Islam dan partai nasional kini sudah semakin tak kentara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement