Kamis 29 Mar 2018 23:01 WIB

Yayasan Dinamika Umat Gelar Tasyakuran Milad Ke-15

Tantangan besar pendidikan Islam di era milenial ini adalah mendidik adab siswa.

Suasana milad ke-15 Yayasan Dinamika Umat (YDU), Sabtu (24/3).
Foto: Dok YDU
Suasana milad ke-15 Yayasan Dinamika Umat (YDU), Sabtu (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rintik-rintik hujan yang membasahi bumi dan hembusan angin sepoi yang sejuk, tak menyurutkan langkah ratusan orang menuju Bukit Dinamika Umat, di Telaga Kahuripan,  Bogor, Jawa Barat.  Pepohonan rindang nan hijau dan rerumputan yang tertata rapi serta halaman yang bersih, seakan tersenyum menyambut para tamu undangan.

Tiada lain, Yayasan Dinamika Umat (YDU) yang berdiri 24 Maret 2013/21 Muharram 1424 tengah mengadakan Tasyakuran Milad ke-15, Sabtu 24 Maret 2018/6 Rajab 1439. Selain guru dan tua murid, hadir pula para donatur Yayasan, guru mengaji dan yatim dhuafa di lingkaran Kecamatan Ciseeng, Parung dan Kemang,  Bogor.  

Menurut Ketua Yayasan Dinamika Umat, Dr KH Hasan Basri Tanjung, tema yang diusung pada milad ke-15 adalah memperkuat “Pendidikan Adab di Rumah dan Sekolah”. “Tantangan besar pendidikan Islam di era milenial ini adalah mendidik adab anak-anak kita, agar sejalan dengan akhlak Baginda Nabi Muhammad SAW,” ujar Hasan Basri Tanjung.

 

Ia menambahkan, merebaknya media sosial dalam berbagai macam bentuk dan muatan yang negatif dan provokatif, telah mengubah sikap dan perilaku orang tua dan anak-anak. Perubahan tersebut lebih cenderung destruktif. “Jika hal ini tidak segera disadari dan diperbaiki oleh orang tua dan guru, maka bangsa ini akan kehilangan pemimpin di masa depan,” kata Hasan Basri Tanjung yang juga dosen IUQI Bogor.

Pada acara rutin tahunan ini, YDU mengundang qori nasional dan pakar tafsir Alquran dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,  Ustaz Dr  H  Hasani Ahmad Said. Lantunan indah ayat suci Alquran yang dibacakannya  menggetarkan hati dan membuat jamaah yang memadati Masjid Dinamika Umat larut dalam kesyahduan.

Apalagi, tausiah yang menghujam kalbu Ketua Umum MUI Kabupaten Bogor, Dr KH Ahmad Mukri Aji MA, semakin menguatkan tekad untuk menjaga adab anak-anak sebagai titipan Ilahi.

“Jika orang tua dan guru tidak bersinergi menanamkan pendidikan adab pada anak, maka mereka akan menjadi pribadi yang kehilangan adab di tengah masyarakat. Anak-anak wajib diajarkan akidah tauhid, ibadah dan adab (akhlak mulia). Tanamkan adab yang baik kepada orang tua, guru dan sesama manusia, insya Allah mereka akan menjadi  pribadi mukmin sejati,” ujar  Kyai Mukri Aji yang juga Dosen Fakultas Hukum dan Syariah UIN Jakarta.

 

Pengurus Yayasan sangat berterima kasih kepada para seluruh donatur dari berbagai penjuru negeri, yang telah menyisihkan hartanya untuk dibagikan kepada 500 guru mengaji dan yatim dhuafa.

Pembina Yayasan Drs H  Muhammad Yusuf Abduh tak kuasa menahan haru melihat komitmen dan kesungguhan Pengurus Yayasan dan guru dalam mendiddik murid dan menumbuhkan kepedulian pada sesama. “Insya Allah, Kita terus berjuang membangun umat hingga akhir hayat”, papar tokoh masyarakat Kota Cilegon Banten itu.

 

Begitu pula halnya dengan H Solahuddin Dalimunthe SH, MH,  yang mewakili donatur. Ia menyampaikan apresiasi atas pencapaian dan komitmen YDU pada pendidikan adab.

“Mewakili para doantur, saya bangga menjadi bagian dari perjuangan yang mulia ini. Baik sedekah bingkisan pada hari ini, maupun pembangunan gedung sekolah dan masjid lantai dua yang sedang berjalan,  insya Allah kami akan terus mendukung perjuangan Dinamika Umat,” tutur pengacara dan ketua umum PBB Kabupaten Bogor itu.

Seminggu sebelumnya, kegiatan Milad Yayasan telah mengadakan Seminar Pendidikan Islam yang mengundang  nara sumber Dr  H  Adian Husaini  Msi  (ketua Prodi S3 UIKA Bogor).

Seminar yang diikuti oleh guru-guru dan orang tua murid itu untuk memperkuat dan menyinergikan pendidikan adab di rumah dan sekolah. “Pendidikan adab itu tidak bisa instan dan parsial. Mesti dilakukan secara bertahap dan berproses mulai dari hal-hal kecil di rumah hingga keseharian di sekolah dalam sebuah sistem yang terpadu,” demikian papar penulis buku pemikiran Islam itu.

Sepatutnya, rasa syukur ke hadirat Ialhi Rabbi yang telah memberkahi setiap langkah dalam memberdayakan umat. “Dinamika Umat tetap memegang komitmen sejak awal berdiri yakni meningkatkan pendidikan anak yatim dan dhuafa, agar kelak mereka menjadi manusia terhormat di tengah masyarakat,” ujar Hasan Basri Tanjung.

“Bagi Kami, keberadaan yatim dan dhuafa di Yayasan ini, bukanlah beban yang memberatkan. Tetapi menjadi sebuah kekuatan dalam meraih pencapaian. Tentu saja, Dinamika Umat tak akan memperoleh keberkahan, jika tidak ada anak didik yatim dhuafa yang tekun belajar dan menghafal Alquran,” tutur Hasan Basri Tanjung, dai yang sudah melanglang buana di Ibukota Jakarta namun masih tetap kental saja gaya dan logat Medannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement