Sabtu 17 Mar 2018 15:17 WIB

Pendekar Silat Sukabumi Deklarasi Jaga Ulama dan Pesantren

Kegiatan itu untuk sama-sama menjaga keamaan dan ketertiban masyarakat.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ani Nursalikah
Gabungan pendekar silat nusantara (GPSN) deklarasi menjaga ulama, pesantren dan NKRI di Pesantren Dzikir Alfath Kota Sukabumi, Sabtu (17/3).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Gabungan pendekar silat nusantara (GPSN) deklarasi menjaga ulama, pesantren dan NKRI di Pesantren Dzikir Alfath Kota Sukabumi, Sabtu (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para pendekar silat di Sukabumi melakukan deklarasi menjaga ulama, pesantren, dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sabtu (17/3). Kegiatan tersebut dilakukan di Pondok Pesantren Dzikir Alfath, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Dalam kesempatan tersebut hadir para pendekar silat dari beberapa perguruan atau paguron pencak silat di Sukabumi. Selain itu, hadir Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro dan perwakilan Kodim 0607/Kota Sukabumi serta tokoh budaya Jawa Barat, Wakil Ketua Yayasan Wiranatakusumah, Moely Wiranatakusumah.

"Kami melaksanakan silaturahim gabungan pendekar silat nusantara (GPSN)," ujar Ketua Dewan Penasehat GPSN sekaligus Pimpinan Ponpes Dzikir Alfath Kota Sukabumi, KH Fajar Laksana kepada wartawan. 

photo
Gabungan pendekar silat nusantara (GPSN) deklarasi menjaga ulama, pesantren dan NKRI di Pesantren Dzikir Alfath Kota Sukabumi, Sabtu (17/3). (Republika/Riga Nurul Iman)

Komunitas ini merupakan para pecinta silat baik pribadi, lembaga, ormas maupun paguron silat yang berkumpul bersama untuk melakukan deklarasi. Inti deklarasi yakni para pesilat yang memiliki ilmu bela diri siap menjaga kamtibmas dan hankamrata, khususnya dalam membela NKRI, menjaga ulama dan ponpes.

Selepas deklarasi, para pendekar silat akan rutin mengikuti program Ngaos (Ngaji on the Street) dan Mencak on the Street (Maos). Pendekar silat akan berkeliling setiap tiga bulan sekali ke tempat di mana ada masyarakat untuk memperkenalkan pencak silat sebagai budaya Sunda sekaligus dakwah dan syiar Islam.

Kegiatan itu untuk sama-sama menjaga keamaan dan ketertiban masyarakat dan mengumpulkan sumber daya manusia untuk mempertahankan NKRI baik dari dalam maupun luar. "Unsur TNI dan Polri mendukung bahkan akan melakukan ini juga dengan mengumpulkan pendekar silat deklrasi untuk bersama-sama menjaga NKRI, agama dan ketertiban masayarakat," imbuh dia.

Deklarasi ini dipicu adanya kejadian serangan terhadap ulama beberapa waktu lalu. Dari peristiwa ini kata dia para pendekar silat dan pesantren mengambil hikmah dan pelajaran, yakni apa pun bentuk ancaman para pendekar dan kalangan ponpes harus selalu siap siaga.

Wakil Ketua Yayasan Wiranatakusumah, Moely Wiranatakusumah mengatakan, kegiatan ini sebagai wujud kebersamaan antara masyarakat pesantren dan budaya di Jabar. "Kami semua bersatu dalam membangun keutuhan Jabar dan Indonesia," kata dia.

Moely mengatakan, hal ini juga membuktikan budaya dan pesantren tidak ada benturan akan tetapi bersinergi dan bersama-sama menjaga NKRI. Dalam artian kata dia kewajiban sebagai warga Jabar untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Jabar. 

Menurut Moley, dari segi budaya seperti bahasa Sunda dan pencak silat harus dilestarikan. Di Jabar peran pesantren cukup penting dalam melestarikan pencak silat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement