Kamis 15 Mar 2018 17:41 WIB

Indonesia Kekurangan Guru Agama

Guru agama banyak yang memasuki masa pensiun.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Direktorat Pendidikan Agama Islam melepas 110 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ke daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (3T). Ratusan guru tersebut dilepas secara simbolis oleh Dirjen Pendidikan Islam, Prof Kamaruddin Amin di Tangerang, Senin (11/12) malam.
Foto: Republika/Muhyiddin
Direktorat Pendidikan Agama Islam melepas 110 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ke daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (3T). Ratusan guru tersebut dilepas secara simbolis oleh Dirjen Pendidikan Islam, Prof Kamaruddin Amin di Tangerang, Senin (11/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Agama saat ini tengah kekurangan puluhan ribu guru agama karena sudah banyak yang pensiun. Kemenang membutuhkan 74 ribu guru agama baru untuk memenuhi kebutuhan tahun 2018 ini.

Menurut Direktur Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Imam Syafii, kebutuhan ini guna menggantikan ribuan guru yang memasuki masa pensiun. "Di Jawa Timur saja tahun lalu kehilangan 1.000 guru karena pensiun, belum lagi daerah-daerah lain," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/3).

Saat ini Kemenag tengah mengajukan usulan formasi tersebut dan sedang dibahas oleh Komisi VIII DPR RI. Menurut Imam, sampai saat ini jumlah guru agama di Indonesia hanya tinggal 189 ribu dan menangani 37,8 juta siswa di seluruh penjuru negeri. Dengan demikian, rasionya satu guru mengajar 200 siswa.

"Ini sangat kurang," ucap Imam.

 

Saat ini pihaknya tengah mengembangkan program Guru Modis, yaitu guru agama yang Moderat, Inovatif, dan Inspiratif. Model ini akan dijadikan alat screening agar guru yang direkrut benar-benar memiliki diferensiasi.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Achmad Zayadi menambahkan, dunia pesantren juga membutuhkan sentuhan pemerintah agar dapat menaikkan kualitasnya. "Saat ini ada 5 juta santri di berbagai pesantren di Indonesia. Mereka adalah aset pendidikan nasional yang otentik, bukan alternatif makanya harus diperhatikan," katanya.

Bentuk peningkatan yang dilakukan Kemenag di bidang pendidikan Islam di antaranya dengan membangun pesantren tinggi atau Mahad Aly. Menurut Zayadi, Kemenag telah mewujudkan 29 Mahad Aly di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus ditingkatkan sehingga setiap provinsi memiliki satu Mahad Aly.

Dengan alokasi dana yang belum terlalu besar, yaitu mencapai Rp 843 miliar, Zayadi optimistis rencana Kemenag bisa diwujudkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement