Rabu 14 Mar 2018 13:49 WIB

Masjid Mart, Pakar: Sudah Seharusnya Masjid Berdikari

Membuka Masjid Mart perlu mempertimbangkan lokasi dan potensi pasar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Peserta mengikuti kegiatan belajar di Masjid At-tin, Jakarta. Republika/Tahta Aidilla
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Peserta mengikuti kegiatan belajar di Masjid At-tin, Jakarta. Republika/Tahta Aidilla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Yusuf Wibisono menilai Masjid Mart yang digagas Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) merupakan sesuatu hal yang positif. Menurut dia, masjid saat ini memang sudah seharusnya bisa membiayai dirinya sendiri untuk membangun ekonomi umat atau membiayai para dai.

"Memproduktifkan masjid tentu suatu hal positif, dalam konteks masjid ini aset wakaf yang harusnya memang bisa membiayai diri sendiri, tidak bergantung pada sumbangan atau donasi," ujar Yusuf saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (14/3).

Namun, kata dia, untuk memproduktifkan masjid tersebut tentu harus dipikirkan lagi caranya. Misalnya, jika ingin membangun Masjid Mart maka harus juga melihat potensi pasar yang ada sehingga Masjid Mart tersebut benar-benar bisa mendukung program-program masjid.

Ia mengatakan, konsep membangun mart saat ini memang menjadi tren, seperti adanya 212 Mart atau Sodaqo Mart. Namun, kata dia, Ikadi atau Dewan Masjid Indonesia sebenarnya juga tidak perlu mengikuti tren tersebut.

"Menurut saya Ikadi atau DMI tidak mesti ikut-ikutan seperti itu caranya, tapi perlu dipikirkan lagi selama ini masjid itu karakteristik ekonomisnya itu seperti apa," ucapnya.

Misalnya, kata dia, apakah lokasi Masjid Mart tersebut strategis untuk dibuka dan apakah di lokasi masjid tersebut banyak pemukiman atau tidak. Jika tidak, maka bisa mencari alternatif yang lain untuk membantu umat.

"Jangan sampai justru nanti malah rugi, bisnisnya gagal dan bahkan bisa membebani pengurus masjid karena nombok misalnya," katanya.

Selain itu, Yusuf juga berharap Masjid Mart nantinya justru tidak bersaing dengan pasar swalayan yang sudah dibangun lebih dulu oleh jamaah masjid. "Kalau alasannya untuk memberdayakan umat, justru bisa memberdayakan toko-toko perumahan milik jamaah, malah lebih bagus menurut saya," jelasnya.

Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) mempunyai konsep Masjid Mart untuk membangkitkan ekonomi umat. Konsep tersebut juga bisa membantu membangkitkan ekonomi para dai agar dalam berdakwah semakin ikhlas tanpa mengharap imbalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement