Rabu 14 Mar 2018 13:09 WIB

Rumah Infaq Bangun Masjid di Pedalaman Kalimantan Barat

Pembangunan masjid itu sempat terkatung-katung selama 20 tahun.

Sejumlah pihak antara lain Pemangku Adat Suku Dayak setempat, pihak desa serta komunitas mualaf Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, Rumah Infaq, LazisMU Kalbar, Ketua DPD Muhammadiyah Landak berfoto bersama usai musyawarah.
Foto: Foto: Istimewa
Sejumlah pihak antara lain Pemangku Adat Suku Dayak setempat, pihak desa serta komunitas mualaf Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, Rumah Infaq, LazisMU Kalbar, Ketua DPD Muhammadiyah Landak berfoto bersama usai musyawarah.

REPUBLIKA.CO.ID,  KABUPATEN LANDAK - Setelah menempuh proses berliku, Rumah Infaq akhirnya mengabulkan permintaan sarana ibadah bagi sekitar 32 kepala keluarga mualaf Suku Dayak di Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Keinginan warga setempat untuk memiliki masjid sudah sejak 1998 silam, namun baru akan terwujud pada 2018 ini.

“Rencana mau dibangun itu sejak 1998 atau dua puluh tahun yang lalu. Namun, baru akan terlaksana tahun ini. Dan Rumah Infaq ini adalah lembaga ke empat yang akan membangun di sini,” kata Ustaz Rizki salah satu dai pedalaman dari Muhammadiyah, Kabupaten Landak disela-sela rapat dengan Pemangku Adat Suku Dayak, belum lama ini.

Dikatakan Rizki, proses berliku terkait perizinan serta gonta-ganti lembaga atau donatur yang akan membangun masjid, sempat menjadi masalah serius yang akhirnya menyebabkan pembagunan tertunda hingga 20 tahun lamanya. Sementara untuk lokasi pembangunan berupa tanah wakaf sudah disediakan.

“Mudah-mudahan terlaksana sesuai dengan hasil kesepakatan musyawarah dan tidak ada halangan apa-apa,” tambah pria yang juga dai di Lembaga Majlis Taklim Mualaf (MTM) Kabupaten Landak ini.

Disampaikannya, salah satu proses yang menguras tenaga adalah izin warga serta kesepakatan dengan pemangku adat Suku Dayak setempat. Padahal, mualaf tersebut adalah berasal dari suku mereka sendiri.

“Rapat terakhir Ini merupakan capaian luar biasa. Kalau sudah seperti ini, semua aman dan damai. Dan Insya Allah  pembangunan masjid sudah bisa dimulai,” ujarnya.

Ketua Adat Dayak setempat Suhirmat mengatakan, pihaknya tidak menghalang-halangi komunitas mualaf membangun sarana ibadah. Tapi, pihaknya masih meragukan keseriusannya.

“Kita sebagai pemangku adat di sini merestui pembanguan surau atau sarana ibadah, karena para mualaf ini adalah saudara-suadara kami. Mereka bersaudara ada keponakan, adek abang yang secara adat masih keluarga kami. Tinggal keseriusannya saja, kita mendukung ko, toh ini buat saudara kita sendiri, yang penting bisa saling merekatkan,” ungkapnya.

Sementara itu Direktur Rumah Infaq, Ustat Syukur Sudan Hulu mengatakan, ini kali ketiga tim RI bersama LazisMu Kalbar mendatangi tempat tersebut untuk memastikan kesiapan para mualaf setempat membangun masjid yang mereka idamkan  “Lantara sudah sepakat. Maka pekan depan kita langsung bangun dengan mengirim tim tukang kesini. Karena semua rekomendasi mulai dari warga setempat, desa hingga ke kecamatan sudah dikantongi. Tinggal komunikasi saja sehingga pembangunan masjid tidak ada halangan,” ujarnya dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Rabu (14/3) .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement